WASHINGTON (Arrahmah.com) – Jumlah korban tewas di kalangan tentara boneka Afghanistan dalam musim pertempuran tahun ini, meningkat hampir 80 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu dengan periode waktu yang sama.
Laporan Pentagon mengklaim bahwa kematian pasukan AS dan koalisi menurun hampir 60 persen selama periode enam bulan. Departemen Pertahanan menolak untuk merilis jumlah total kematian pasukan asing, tetapi para pemimpin militer AS hanya mengungkapkan bahwa jumlah tewas tentara Afghan mencapai 100 orang setiap minggunya.
Tingginya jumlah korban tewas, membatasi kemampuan Afghanistan untuk mengevakuasi mereka yang terluka, hal ini mempengaruhi moral, retensi dan perekrutan, menurut laporan Departemen Pertahanan AS yang dilansir Al Arabiya (9/11/2013).
Seorang pejabat senior militer AS ketika ditanya mengenai tingkat korban, mengatakan akhir bulan lalu, saat musim pertempuran mulai berakhir dan musim dingin hampir datang, kematian juga mulai menurun. Dalam satu minggu terakhir, sekitar 50 orang tewas dalam operasi militer, ujar pejabat tersebut yang berbicara kepada wartawan pada pertemuan NATO baru-baru ini.
Laporan Pentagon mencakup periode waktu dari tanggal 1 April 2013 sampai 30 September 2013, sebelum salju mulai membuat sulit perjalanan.
Penurunan korban AS dan koalisi dikarenakan meningkatnya peran tentara Afghanistan dalam memimpin operasi tempur di mana pasukan penjajah AS-NATO mulai mempersiapkan diri untuk menarik mundur pasukan mereka dari Afghanistan. Menurut laporan Pentagon, pasukan Afghanistan saat ini melaksanakan 95 persen operasi konvensional dan 98 persen operasi khusus di Afghanistan.
Berdasarkan rencana saat ini, pasukan penjajah AS-NATO akan meninggalkan Afghanistan pada akhir tahun depan. Negosiasi masih terus dilaksanakan, apakah AS akan tetap berada di Afghanistan setelah tahun 2014 atau tidak dan jika iya, berapa banyak pasukan yang akan ditinggalkan. Pejabat militer AS berencana akan meninggalkan sekitar 8.000-12.000 pasukan di sana tapi keputusan belum final. (haninmazaya/arrahmah.com)