WASHINGTON (Arrahmah.id) – Amerika Serikat telah mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah menerbangkan pesawat tanpa awak pengintai tak bersenjata di atas Gaza.
Juru bicara Pentagon, Brigjen Pat Ryder, mengatakan bahwa pesawat tak berawak tersebut beroperasi untuk “mendukung upaya pemulihan sandera”.
“Penerbangan UAV ini dimulai setelah serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap ‘Israel’,” katanya dalam sebuah pernyataan singkat, seperti dilaporkan BBC (4/11/2023)
Pengakuan ini muncul setelah para wartawan melihat kendaraan udara tak berawak (UAV) di situs-situs web pelacakan penerbangan.
“AS melakukan penerbangan UAV tak bersenjata di atas Gaza, serta memberikan saran dan bantuan untuk mendukung mitra ‘Israel’ kami ketika mereka bekerja dalam upaya pemulihan sandera,” demikian klaim Pentagon pada Jumat (3/11).
Konfirmasi ini muncul setelah wartawan melihat MQ-9 Reapers, yang biasanya dioperasikan oleh pasukan khusus Amerika, mengitari Gaza, di Flightradar24, sebuah situs web pelacakan penerbangan yang tersedia untuk umum.
Drone Reaper sebelumnya telah dikerahkan untuk melakukan serangan udara di Afghanistan, tetapi terutama digunakan sebagai pesawat pengintai karena kemampuannya untuk “berkeliaran” di atas suatu wilayah selama lebih dari 20 jam setiap kalinya.
Pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa pesawat tak berawak tersebut tidak membantu mengoordinasikan aksi militer “Israel” di dalam dan sekitar Gaza. Para pejabat mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa informasi yang berkaitan dengan pemulihan sandera telah disampaikan kepada pihak “Israel”.
Ini bukan satu-satunya kendaraan militer Amerika yang dikendalikan dari jarak jauh yang beroperasi di wilayah tersebut.
Pada Kamis, Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan amunisi mematikan dari kendaraan permukaan tak berawak (USV) -sebuah kapal cepat- di perairan internasional Laut Arab.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Laut mencatat bahwa uji coba pada tanggal 23 Oktober tersebut merupakan yang pertama kalinya amunisi tempur ditembakkan dari USV di Timur Tengah.
Angkatan Laut AS mengatakan bahwa pengembangan ini membawa kemampuan militer Amerika di wilayah tersebut ke “tingkat berikutnya”.
Bulan lalu, Angkatan Laut AS mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh beberapa pesawat tak berawak dan roket yang ditembakkan dari Yaman yang tampaknya mengarah ke “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.id)