PARIS (Arrahmah.com) – Penjualan Prancis ke Timur Tengah meningkat dua kali lipat sejak 2017, sebuah laporan pemerintah mengungkapkan.
Laporan tahunan pemerintah tentang penjualan senjata, yang dipublikasikan pada Rabu mengungkapkan bahwa penjualan senjata Perancis pada tahun 2017 berjumlah 7 miliar euro; di mana 60 persen dari penjualan itu mengalir ke Timur Tengah, dengan ekspor senjata ke wilayah itu mencapai 3,92 miliar euro, naik dari 1,94 miliar setahun sebelumnya.
Penjualan ke Arab Saudi sedikit menurun, sementara penjualan ke UEA, Kuwait, dan Qatar meningkat.
Perusahaan pertahanan utama Prancis, termasuk Dassault dan Thales memiliki kontrak besar dengan negara-negara Teluk.
Perancis adalah salah satu eksportir senjata terbesar di dunia, dan penjualannya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir sebagai hasil dari kontrak asing pertama yang menguntungkan untuk jet tempur Rafale terutama ke India dan Qatar, serta kesepakatan multi-miliar untuk menjual kapal selam ke Australia .
Menurut Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Prancis sekarang adalah eksportir senjata terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia.
Organisasi non-pemerintah Prancis dan sejumlah anggota parlemen mendesak presiden Perancis itu untuk mengurangi dukungan bagi negara-negara Arab yang terlibat dalam persekutuan yang dipimpin Saudi di Yaman terhadap teroris syiah Houtsi yang menguasai ibukota, Sanaa.
Empat organisasi non-pemerintah, termasuk Federasi Hak Asasi Manusia Internasional pada hari Senin menuduh negara Perancis dan beberapa perusahaan berpartisipasi dalam kampanye pemerintah Mesir melawan kelompok-kelompok oposisi selama lima tahun terakhir.
Sebuah laporan oleh organisasi mengatakan bahwa di antara peralatan yang dijual oleh Perancis adalah “pengawasan pribadi, intersepsi massal, pengumpulan data pribadi dan teknologi pengendalian massa yang telah menyebabkan penangkapan puluhan ribu lawan atau militan”.
(fath/arrahmah.com)