(Arrahmah.com) – Jamaah Ansharul Islam pada Selasa (8/7/2014) menyampaikan ucapan selamat dan pernyataan sikap mereka terkait peristiwa-peristiwa terakhir yang terjadi di mana mereka juga dikabarkan telah berbaiat kepada Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and the Sham (ISIS). Berikut terjemahan penjelasan yang disampaikan oleh pemimpin mereka.
DAN SIKAP JAMAAH ATAS PERISTIWA-PERISTIWA TERAKHIR YANG TERJADI
Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat derajat orang-orang yang beriman, orang-orang yang diberikan ilmu, para mujahidin yang berjihad di jalan-Nya dan orang-orang yang tetap lurus berada di jalan Sunnah beberapa derajat.
Shalawat serta salam dihaturkan kepada nabi yang tidak ada lagi nabi setelahnya, pemberi syafaat kepada kita, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan kepada para sahabatnya, selama masih adanya bumi dan langit ini.
Allah berfirman:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat Para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah Amat besar kekuatan dan Amat keras siksaan(Nya). Barangsiapa yang memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa’at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [Qs. An Nisa’: 83-85]
Imam Al Baihaqi menuliskan sebuah bab di dalam bukunya yang agung, Sunan Al Kubra, yang membahas tentang apa saja yang dibenci dari periwayatan berita palsu, lalu beliau menuliskan hadits dari Abu Mas’ud, beliau ditanya: “Bagaimana anda mendengar Rasulullah mengomentari orang yang berkata ‘menurut sangkaan mereka’?”. Maka beliau berkata: “Saya mendengar bahwa beliau (Rasulullah) telah bersabda: “Seburuk-buruk ucapan yg digunakan oleh seseorang sebagai kendaraan adalah ungkapan ‘menurut sangkaan mereka'” (maksudnya; seseorang menyampaikan berita kepada orang hanya berdasarkan dari berita yang tidak jelas, atau sangkaan-sangkaan orang saja). [HR. Abu Daud No.4321]
Imam Al Baihaqi Rahimahullah berkata dalam bukunya yang berjudul Syu’abul Iman, setelah mengelurkan hadits di atas: “Di dalamnya terdapat bukti yang menunjukkan bahwa makruh hukumnya bercerita dengan menambah-nambahi berita, dan hendaknya bagi setiap muslim dapat menjaga lisannya dari berbicara seperti itu.”
Kami mengucapkan selamat kepada kaum muslimin atas nikmat yang Allah berikan kepada kita sebelum bulan puasa, yaitu bulan Ramadhan yang diberkahi berupa kemenangan yang nyata dan agung atas orang-orang yang zhalim dan kafir serta keterpurukan ornag-orang murtad, yang ini tidaklah diperoleh karena keberanian dari orang yang berani, dan karena perencanaan dari para perencana, akan tetapi ia adalah murni pemberian dan karunia dari Allah.
Sesungguhnya kami dari pimpinan jamaah Ansharul Islam mengucapkan kepada umat secara keseluruhan dengan adanya kemenangan ini dan dengan datangnya bulan yang penuh dengan kebaikan dan rahmat ini. Imam Al Baihaqi meriwayatkan sebuah hadits yang berkenaan dengan keutamaan bulan Ramadhan di dalam bukunya, Syu’abul Iman, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “..dia itu bulan yang permulaannya diturunkan rahmat, pertengahannya mendapatkan ampunan dari Allah, dan di akhirnya pembebasan dari neraka..”.
Kami juga memberikan kabar gembira kepada umat Islam secara umum dan para pelaku jihad secara khusus, bahwa kami tetap teguh di atas manhaj kami – manhaj ahlus sunnah wal jamaah – dan tetap menjaga panji kami yang suci dan kemerdekaan kami yang sempurna, kami tidak membai’at pihak manapun dan tidak bergabung dengan organisasi manapun.
Dan sesungguhnya kita harus menjelaskan posisi jamaah (Ansharul Islam) kepada umat Islam, kepada anggota-anggota jamaah dan kepada siapa saja yang bersuka cita akan peristiwa yang disertai kemenangan ini. Namun karena beberapa pertimbangan tertentu yang kaitannya dengan kemaslahatan dan mafsadat, serta ada beberapa hal yang sensitif, dan agar kita tidak berbeda dan menyelisihi umat, menyelisihi para pelaku jihad secara umum dan para ahli ilmu serta para ulama yang diakui secara khusus, maka kami memilih untuk menunda keluarnya pernyataan yang berkaitan dengan ini. Kami berharap agar ia dapat segera terwujud, insya Allah, kapan saja ia sudah siap untuk dirilis, maka kami akan segera mengeluarkan pernyataan secara rinci terkait seputar peristiwa ini dan sikap kami terhadapnya.
Ini adalah perkataan dan sikap yang jelas dari jamaah (Ansharul Islam), barangsiapa yang berkata selain daripada ini, maka itu adalah pendapat dirinya sendiri dan tidak mengatasnamakan jamaah.
والحمد لله رب العالمين
(aliakram/arrahmah.com)