(Arrahmah.com) – Muslim Abu Walid Shishani telah mengeluarkan pernyataan audio terbaru yang mengungkapkan pandangannya tentang fitnah yang terjadi di Suriah. Di bawah ini sebagian terjemahan pernyataan beliau.
Setelah menjelaskan bahwa ia telah menahan diri dari berkomentar sejauh ini, karena takut ia terkena fitnah tersebut, Muslim melanjutkan dengan mengatakan :
“Saya di sini selama dua tahun dan telah menyaksikan semua peristiwa ini dari awal. Awalnya ketika kami datang ke sini hanya ada sedikit Muhajirin (pejuang asing) dan mereka sebagian besar berada di Jabhah Nusrah dan Ahrar Sham. Di antara Ansar (pejuang lokal), seperti di tempat-tempat lain di mana jihad dimulai, kami melihat kekurangan ilmu mereka dalam agama. Namun saya melihat bahwa kebanyakan dari mereka mencintai Islam dan menginginkan Islam di tanah ini.
Suriah adalah Chechnya kedua, dan kami telah menyerap pengalaman dari Khattab rahimahullah dan saudara-saudara yang bersama dengan beliau, dan itu tidak sulit bagi kami untuk mengulanginya. Alhamdulilah, Allah menyatukan kami dengan para ikhwah yang mengerti agama, yang telah menghabiskan 17-20 tahun di penjara dan hanya mengkhususkan diri dalam menambah pengetahuan mereka mengenai para ulama’ terdahulu.
Mereka mendirikan madrasah untuk belajar di Latakia, dengan kursus selama tiga bulan. Mereka merekrut banyak sekali, terutama mereka yang memiliki sedikit pengetahuan dan mempersiapkan mereka sehingga mereka bisa shalat dan berdoa. Dan mereka juga membuka sebuah sekolah untuk anak-anak. Selama satu bulan mereka tinggal dan makan di sekolah ini, dan dilatih mengenai pengetahuan dasar. Ketika kami merekrut 50 pelajar di bulan pertama, mereka tidak selesai kursus ketika lebih dari 100 pelajar yang dibawa oleh keluarga mereka berada di daftar antrian.
Kami membuka 17 masjid yang sebelumnya telah ditutup dan mengatur shalat berjamaah dan berdoa bersama. Perlahan dan pasti, orang-orang mulai mengisi masjid tersebut. Para ikhwah ini tidak hanya mengajari orang-orang ini, mereka juga pergi ke kelompok Tentara pembebasan Suriah dan berdakwah dan kita melihat hasil yang baik. Sekarang para ikhwah ini bekerja di sekitar Aleppo. Anda akan tahu lebih banyak tentang hal ini dalam waktu dekat segera setelah website kami selesai dikerjakan.
Kami tidak memiliki sponsor tetap dan kami tidak dapat memperluas daerah ini.
Saya teringat ketika mengunjungi Umar Shishani, ia naik ke lantai dua dan dengan penuh emosi berkata, “Wallahi, takfiri (golongan yang gampang mengkafirkan) ini hampir membuat saya gila dan saya ingin membuang mereka”.
Takfiri yang dimaksud adalah sekelompok orang berjumlah 150, sebagian besar dari Azerbaijan . Ada kelompok-kelompok di sini yang mengkafirkan Jabhah Nushrah dan kelompok-kelompok lainnya. Salah satunya, seorang yang berasal dari Dagestan, biasa dipanggil dengan Abu Banat, banyak situs menulis bahwa ia telah melarikan diri, ketika orang-orang mulai curiga dia adalah agen khusus Rusia. Setelah itu, ia dibawa ke pengadilan Syariah dan dihukum mati karena membunuh warga sipil.
Sebagai contoh, ada kelompok yang dipimpin Abu Hanif dia juga berasal dari Dagestan, dan kini di ISIS, mereka menemukan dua perempuan dan bayi dibunuh di antara mayat-mayat lainnya. Mereka menempatkan pos-pos pemeriksaan di jalan-jalan dengan bertopeng dan merampas mobil dari orang-orang, membunuh mereka, dan mobil itu dijual kembali. Seorang ikhwan, berasal dari Uzbek, membeli mobil dari mereka, kemudian ia dibawa ke pengadilan Syariah dan dipaksa untuk mengembalikannya karena ternyata itu hasil rampasan. Di lain waktu, seorang pemuda Ansar mengakui bahwa truk kulkas (yang dirampas) milik ayahnya, dan sebelumnya mereka (kelompok takfiri) menjualnya seharga $ 30.000 karena mereka harus meninggalkan daerah itu dengan mobil lain ketika mereka melarikan diri. Pemuda Ansar itu menceritakan bahwa dia menemukan mayat ayahnya di antara mayat-mayat lainnya, dan berkata sambil menangis bahwa dia telah mencari di mana-mana tanpa mengetahui apa yang telah terjadi.
Sedangkan kelompok takfiri itu mengatakan bahwa ini adalah rampasan perang mereka yang diambil dari orang-orang kafir.
Semakin banyak pejuang asing yang datang ke sini, semakin sering hal-hal ini terjadi. Tapi banyak kelompok yang juga mulai mencoba mengendalikan barisan mereka dari dimasuki oleh orang-orang tersebut, dan membuang keluar orang-orang seperti itu dari kelompok mereka. Tapi sayangnya mereka tidak sepenuhnya mengontrol wilayah jihad dan orang-orang seperti itu mulai berkumpul di berbagai bagian Suriah.
Dalam yang terpenting, mereka tidak memerangi tentara Assad yang kafir, dan sebaliknya mengatakan bahwa semua orang di sini adalah kafir. “Dengan siapa, terhadap siapa kita harus bertarung?” (yang berarti mereka menganggap mujahidin ansar semuanya kafir)
Tapi meskipun begitu, pada saat yang sama, masyarakat mencintai Muhajirin, dan pujian patut diberikan kepada kelompok Jaish al-Muhajirin wal Ansar, yang dipimpin oleh Umar Shishani. Itu adalah salah satu dari kelompok pertama yang berisi para pejuang asing yang beroperasi di Suriah, di Aleppo, dan sepertinya Aleppo adalah tempat yang paling terjangkau, ia memperoleh kekuatan yang sangat besar untuk waktu yang singkat.
Masyarakat setempat sangat mempercayai kelompok ini, jika terjadi permasalahan, mereka segera datang kepada Umar Shishani. Pada saat itu, saya sering mengunjungi Umar dan melihat dia benar-benar mencoba untuk memecahkan masalah mereka. Sebagian besar masalah ini terkait dengan kekasaran Muhajirin dan karena ada begitu banyak orang, Umar tidak bisa mengendalikan seluruh kelompok. Namun, meskipun begitu, setiap hari, semuanya berubah menjadi lebih baik, karena ada banyak saudara yang lebih tulus di sini, dan mereka menunjukkan dan mengajarkan kaum muslimin sebaik yang mereka bisa.
Dan ini tidak luput dari perhatian di antara orang-orang kafir. Mereka mulai merasa cemas dan kemudian Amerika memblacklist JABHAH NUSHRAH. Pada saat itu, JABHAH NUSHRAH belum dikenal luas sebagai Al-Qaeda, namun, banyak mujahidin yang telah mengetahuinya. JABHAH NUSHRAH mengatur daerah ini dengan baik, dan memang, dia memiliki kebijakan lokal yang baik dalam kaitannya dengan masyarakat setempat.
Di Aleppo, masyarakat setempat bahkan melakukan aksi unjuk rasa untuk mendukung JABHAH NUSHRAH dan beberapa amir dari kelompok Ansar datang dan secara resmi menyatakan bahwa JABHAH NUSHRAH, adalah salah satu kelompok yang berperang melawan Assad seperti lainnya, dan mereka tidak akan membiarkan kita berpecah belah. Mereka mengatakan bahwa mereka memiliki kelompok yang berbeda, dan begitu juga kami, ada kelompok-kelompok yang berbeda, tapi kita semua memecahkan masalah yang sama, meskipun kita memiliki visi yang berbeda untuk memecahkan masalah. Tapi orang-orang kafir tidak melewatkan kesempatan ketika sesuatu masalah terjadi di antara para pejuang muhajirin dan Ansar. Dan ketika orang-orang kafir mengatakan pada pejuang Ansar bahwa mereka harus menyingkirkan pejuang Muhajir dan mereka (orang-orang kafir) berjanji akan memasok senjata dan keperluan lainnya, dan mereka akan mengamati situasinya, kalian mungkin ingat dengan baik bagaimana pejuang Ansar menanggapi tawaran ini?
Banyak amir dari Ansar yang dikumpulkan dari berbagai daerah yang berbeda dan menyatakan bahwa mereka tidak akan mengangkat senjata melawan saudara-saudara mereka dari muhajirin, dan jika mereka mendapatkan bantuan karena melakukannya, kenyataannya adalah bahwa mereka akan menolak bantuan tersebut.
Tidak lama setelah kita menikmati kemenangan atas fitnah ini, fitnah lain pecah, sebuah fitnah yang lebih mengerikan dan berdarah, yang sampai saat ini masih bergejolak. Itulah yang ingin aku bicarakan secara rinci.
Setelah semua itu, tidak lama kemudian, ketika Abu Bakr Al-Baghdadi keluar dan mengumumkan kepada dunia bahwa ia mendeklarasikan Negara Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and the Sham (ISIS). Itu adalah kejutan yang sangat besar bagi semua mujahidin. Bukan karena kami tidak ingin dan tidak bercita-cita untuk itu (Negara Islam), tetapi karena ia tidak mempertimbangkan situasi di Suriah dan mempertimbangkan orang-orang yang menumpahkan darah di muka bumi ini. Abu Muhammad Jaulani, yang dianggapnya sebagai wakilnya di Suriah, bahkan menganggap deklarasi itu adalah serangan mendadak, dan lebih dari itu, bahkan Syaikh Dr Ayman Zawahiri, yang pada saat itu adalah amirnya, dan ia menulis dalam suratnya bahwa ia tidak diminta izin dalam hal itu.
Di sini, semua orang mengerti bahwa di sini, kita masih harus bekerja keras, dan bahwa hal itu (deklarasi) hanya akan menjadi bumerang, tidak hanya pada orang lain, tetapi juga banyak di antara kelompok Ansar yang belum mengenal Abu Bakr. Terutama karena ia bukan Ansar dan terutama karena ada berita yang tidak menyenangkan tentang jihad di Irak.
Di sini, orang-orang mendengar bahwa di Irak, Mujahidin bertempur satu sama lain dan bahwa ada ratusan Mujahidin yang tewas dalam fitnah ini, dan masih banyak lagi. Abu Muhammad Jaulani resmi keluar dan menolak untuk menerima hal ini dan menyatakan bahwa ia bai’atnya hanya kepada Al Qaeda dan menunggu keputusan dari Syaikh Dr Zawahiri. Setelah pernyataan ini JABHAH NUSHRAH dibagi pada dua front. Awalnya tidak banyak yang mendukung Abu Bakr, tetapi karena ditundanya keputusan tentang masalah ini oleh Syaikh Ayman, dan pada waktu itu mereka yang mendukung Abu Bakr berhasil mengubah banyak hal.
Pejuang asing bergabung dengan mereka, tapi masih tidak begitu banyak, dan mereka mulai mengunjungi semua kelompok pejuang asing. Mereka mengunjungi saya beberapa kali, tapi saya menolak, dan mengatakan bahwa pertama kali mereka harus memperbaiki masalah mereka sendiri.
Saat itu, kelompok pejuang asing terbesar adalah pimpinan Umar Shishani, dan aku mendengar bahwa ia sendiri menjamu Abu Bakr selama beberapa hari. Aku tidak ingin dia masuk ke fitnah ini, karena kami memiliki persahabatan yang sangat dekat dan aku tidak melihat ini bagus untuknya.
Dalam kasus apapun, sampai Syaikh Dr Zawahiri mengatakan sesuatu, aku tidak ingin dia terburu-buru, karena keduanya Jaulani dan Abu Bakr adalah bawahannya dan beliau harus memiliki kata putus. Tapi ketika saya mengunjunginya semuanya sudah terlambat, ia berkata bahwa ia telah berbai’at. Pada saat itu Umar memiliki sekitar seribu Muhajirin dan itu adalah kekuatan yang besar. Mereka mengkonsolidasikan posisi mereka. Bagaimanapun juga, sebagian besar pejuang kaukasia bersama dengan Umar, dan mereka dikenal sebagai prajurit yang hebat dan semua orang mencoba untuk menarik mereka dalam kelompok mereka.
Kami berbicara dengan dia tentang banyak hal, saya menjelaskan sebaiknya ia tidak masuk ke dalam fitnah ini, dan bahwa ia harus menunggu sampai semuanya diselesaikan. Dan dia juga tidak yakin pilihannya dan berkata, jika situasi menjadi lebih buruk, ia akan meninggalkan mereka. Semuanya tergantung pada keputusan Syaikh Dr Zawahiri. Tapi di sekeliling Umar adalah orang-orang yang sangat mempengaruhi dia dan aku melihat orang-orang ini tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memperkuat dirinya.
Dan ketika pernyataan Syaih Dr Zawahiri keluar, di mana beliau mengatakan kepada keduanya untuk kembali ke tempat masing-masing dan bekerja seperti mereka bekerja sebelumnya, dan Abu Bakr menolak untuk tunduk padanya lagi, saya pergi menemuinya (Umar). Tapi saya melihat bahwa akhirnya ia menjadi teguh dalam pilihannya. Di sampingnya adalah seorang psikolog profesional yang diketahui dari Chechnya, di mana karenanya terjadi fitnah yang tidak sedikit di antara Mujahidin, dan tanpa pasrtisipasinya, maka jihad di Chechnya tetap berjalan, tetapi itu adalah cerita masa lalu dan saya tidak mendiamkan fitnah ini. Dia selalu muncul di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan setelah melakukan tugasnya, ia berjalan pergi sambil mengelap tangan dan menikmati hasil karyanya dari kejauhan, seolah bersikap netral.
Apa yang paling menarik adalah bahwa semua orang tahu orang-orang seperti psikolog ini dan semua orang membenci mereka, tapi entah bagaimana mereka masih diperbolehkan untuk memegang kontrol dari hal yang penting? Dan di sana ia tidak memainkan peran kecil. Umar mengatakan bahwa ia disarankan untuk berpegang pada mereka. Sayfullah Shishani tidak mendukung pilihan Umar dan terus mengatakan kepada saya, bahwa setelah kunjungan saya, psikolog ini menghabiskan berjam-jam dengan dia dan bahwa Umar mendengarkan saran si psikolog. Dan kemudian karena alasan ini, Sayfullah meninggalkan jamaah tersebut.
Tapi semua sama, ada 50.000 orang yang berperang di Suriah dan jumlah mereka (takfiri) hanya sekitar 2.000 dan mereka mulai merekrut takfiri yang sebelumnya mereka tolak.
Dan ketika terkumpul kekuatan yang cukup, untuk menunjukkan kekuatan mereka, mereka pergi ke basis JABHAH NUSHRAH beberapa kali dan melucuti senjata beberapa dari mereka.
Tapi satu hari, saat itu kami sedang mempersiapkan operasi terhadap Baruda dan Durin di Latakia. Anda mungkin telah melihat video ini di Internet. ISIS dan Brigade Suqqurul ‘izz menyerang Baruda, mereka berjumlah 150 orang, dan kami menyerang Durin bersama sekelompok Ansar dengan jumlah yang sama. Semuanya sudah siap dan saudara-saudara kita sudah mendekati tempat-tempat itu selama sekitar 10 hari, dan sedang menunggu yang lain. Pada saat ini, ketika saya masih di markas dengan para ikhwah, saya mendapat kunjungan dari Abu Basir, dengan beberapa orang. Dia adalah amir dari salah satu kelompok FSA. Di Latakia, dia adalah salah satu dari para amir yang paling berpengaruh dari Ansar. Sebelumnya, kadang-kadang kami pergi mengunjungi mereka dan kami melihat dia dan saudara-saudaranya senang melihat kami. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin bekerja sama dengan kami dan bahwa dia siap untuk patuh dalam segala hal. Dan menjelaskan bahwa ia menerima pasokan senjata dari Majlis Askari (wakil dari FSA di Turki), dan jika mereka mengetahui bahwa ia bergabung dengan kami, maka mereka akan berhenti memasok senjata. Dia mengatakan bahwa, jika diijinkan, dia tidak akan mengumumkannya, tetapi jika tidak, maka ia siap untuk bergabung. Dan dia meminta kami meminjamkan kepada kelompoknya, ikhwan yang bisa berdo’a dan bagus agamanya, karena dalam kelompoknya, para ikhwah di sana memiliki Iman sangat lemah dan masih merokok, namun ia mengatakan bahwa akan melakukan segalanya untuk membuat mereka mengerti agama.
Pada percakapan ini ada saksi dari dan timnya dan tim saya. Saya memberinya jawaban secepatnya, dan mengatakan bahwa kami sedang sibuk dengan operasi sekarang. Dia juga mengatakan bahwa dia memiliki segalanya dan siap untuk melaksanakan operasi lain di Beit Ehlebia dan Kherbay Solas, sebuah puncak bukit dan merupakan sambungan dari bukit yang sedang kami serang dan ia meminta kami untuk mendukungnya karena akan membuatnya lebih mudah bagi kita dan yang lainnya untuk beroperasi, dan terlebih lagi kami memiliki pasukan yang telah siap di puncak bukit ini, sebelum menyerang ke Durin, sebulan penuh kami mengintai bukit-bukit ini dan ketika semua sudah siap, kami semua pergi ke Baruda dan karena kami memiliki masalah dengan senjata, kami harus beralih kembali ke markas.
(Selanjutnya Muslim Shishani menggambarkan situasi di mana Syaikh Mohaisiny berusaha untuk berbicara dengan ISIS di Latakia atas beberapa insiden yang diperlukan pengadilan Syariah).
Otaknya para pemuda Kaukasia penuh dengan website. Seorang pemuda baru datang ke sini hari ini, kami sudah berada di sini dua tahun, kami ingin menjelaskan posisi mengenai fitnah di Suriah kepadanya dan dia menyela kami dan mulai menjelaskan mengenai fitnah yang terjadi di sini. Dan ketika anda bertanya padanya, bagaimana kau tahu? Maka dia menjawab, “Aku membacanya di situs ini dan situs itu,” dan tak ada gunanya berbicara dengan dia.
Sayfullah bahkan mengatakan kepada saya bahwa ia didekati oleh seorang pemuda Kaukasia dari ISIS yang memintanya untuk berbicara dengan Umar Shishani, karena amir mereka memaksa mereka untuk membunuh warga sipil.
(Fitnah yang terjadi setidaknya mempengaruhi operasi militer terhadap rezim Assad).
Kami bingung, tidak tahu harus berbuat apa. Kami takut untuk mengangkat senjata kami, terutama jika tidak ada fatwa dari ulama, dan juga sulit untuk hanya duduk dan melihat; dan merupakan hal yang berbahaya jika pergi ke Penjara (Central Aleppo), daerah di mana ada pejuang ISIS dan akan melalui wilayah di mana ada pos-pos pemeriksaan dari para pejuang ISIS. Dan untuk mencapai penjara kita harus pergi dengan cara ini. Kadang kami ditembaki oleh sniper ISIS dan bahkan dari Ansar, ketika mereka melihat kita pejuang asing, mereka segera membunyikan alarm tanda bahaya, dan mereka bersiap untuk menembak. Jadi saya memutuskan untuk keluar dari sana dengan cara apapun. Aku memutuskan untuk terus maju bergerak lebih dekat ke penjara. Kami Ribath di Layramon (baru-baru ini ada operasi di sana), dekat markas mata-mata. Lalu saya mengirim seorang pria ke amir ISIS di situ dan mengatakan bahwa kami akan pindah, dan sehingga mereka harus mengambil alih menjaga tempat ini. Namun tanggapannya, mereka mengatakan bahwa mereka tidak peduli bahkan jika tentara kafir datang.
(Muslim Shishani mengatakan ia paling terkejut dengan pernyataan ISIS).
Dengan hanya pasukan yang berjumlah 2-3 ribu orang, dan hampir semuanya Muhajirin/pejuang asing, menyatakan diri sebagai negara Islam dan mengkafirkan siapa pun yang tidak mematuhi mereka. Dan mereka lupa bahwa Syariah Islam lebih tinggi dari negara dan itu bahkan lebih tinggi dari kekhalifahan.
(Kemudian Muslim Shishani membandingkan jihad di Suriah dengan jihad di Chechnya).
Saya sangat yakin mengatakan bahwa di sini di Sham, sedikit sekali kebijaksanaan berbicara. Hanya emosi yang bicara di sini. Anda tidak akan melihat mereka yang berbicara adalah mereka yang memiliki kehidupan dan pengalaman militer. Pada dasarnya yang berbicara adalah mereka yang baru mengobarkan jihad untuk pertama kalinya. Di Chechnya ada juga fitnah dan ketidakpuasan. Sering Maskhadov dan Basayev dan amir lainnya berdebat antara satu sama lain dan kadang sampai hampir berkelahi. Tapi orang-orang ini layak untuk berdebat dan mereka memang layak berbicara.
Aku ingat ketika Shamil berbicara tentang Maskhadov dan salah satu Mujahid mulai menjelek-jelekkan beliau. Shamil menyuruhnya berhenti dan berkata: “Jangan kau berani bicara tentang dia begitu buruk di depan saya, dia bukan seorang pantas dijelekkan oleh Anda dan terlebih lagi dia adalah seorang Mujahid.” Tapi berbeda dengan situasi di Suriah, orang-orang di sini senang membuat pandangan sendiri dan bergosip.
(Beliau memuji kekhalifahan, dan mengatakan bahwa hal yang paling penting adalah berjihad di Suriah, karena itu disebutkan dalam hadits).
Kami mengakui bahwa saat ini kita hidup di zaman Jahiliyah dan penuh kekufuran, dan ingin menyingkirkannya dengan cepat dan tinggal di sebuah negara Islam, bahkan lebih baik dalam kekhalifahan, di mana mata kita hanya akan melihat apa yang diridhai Allah dan di mana kita hidup dan membesarkan anak-anak di bawah hukum Syariah, tapi keinginan ini seharusnya tidak menyilaukan kita.
Alhamdulillah, ini bukanlah di Kaukasus atau tempat lainnya, Ini adalah Sham dan ada beberapa hadits Nabi yang menyebutkan tentang keutamaan Sham, maka dari itu, baca dan ikutilah hadist nabi itu.
Apakah ada (hadits) yang mengatakan untuk bergabung dengan perang di Irak? Atau apakah Anda meragukan bahwa perjuangan Abu Bakar Al-Baghdadi adalah perjuangan untuk menguasai Irak? Jangan tertipu, bahkan setelah Sham, tidak ada hadist yang mengatakan tentang Irak. Dan jika Anda mengatakan bahwa tidak ada mujahid di Syam, maka saya katakan pada awal perang itu tidak ada satu mujahid yang datang ke Afghanistan maupun di Chechnya, maupun di Irak. Jihad itu akan selalu terjadi, selama ada mujahid yang datang untuk itu”.
(aliakram/arrahmah.com)