(Arrahmah.com) – Jama’ah Anshar Islam telah merilis penjelasan tentang kedustaan Jama’ah “Daulah Islam”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, atas nama mereka pada Sabtu (10/1/2015) lalu.
Mereka menyatakan bahwa mereka sebelumnya sangat bertekad untuk tidak terlibat dalam saling berbantahan di media yang mana malah menguntungkan musuh dan menambah perpecahan dan perselisihan diantara kaum muslimin dan khususnya orang-orang yang awam.
Namun, sejumlah pihak telah mendesak mereka agar mereka tidak lagi diam dan segera memberikan jawaban serta penjelasan pada umat atas persoalan IS yang telah mengeluarkan penjelasan-penjelasan penuh dusta berkenaan dengan mereka selama ini.
Pernyataan dusta IS yang terakhir adalah bahwa Jama’ah Anshar Islam telah berbai’at pada IS dan telah meleburkan diri ke dalam IS. Berikut terjemahan penjelasan Jam’ah Anshar Islam selengkapnya yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (22/1).
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Jama’ah Anshar Islam
Rilisan: 154
Divisi Pusat Informasi
Sabtu 19 Rabi’ul Awal 1436 H/ 10 Januari 2015 M
INILAH PENJELASAN KEPADA MANUSIA
Segala puji hanya bagi Allah yang telah menjadikan kejujuran sebagai kedudukan yang agung dan jalan yang teguh. Barangsiapa yang tidak jujur maka sesungguhnya ia merupakan golongan yang terputus dari rahmat dan golongan yang celaka. Segala puji bagi Allah yang telah memisahkan manusia menjadi dua golongan, orang-orang jujur dan orang-orang munafik;
لِيَجْزِيَ اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena kejujurannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 24)
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang beriman agar bersama orang-orang yang jujur, dan Allah memberikan kriteria orang-orang yang baik dengan sifat jujur dan takwa.
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan siapa saja yang berkata jujur pasti unggul dengan hujjahnya diatas lawan, siapa saja yang berkomunikasi dengan jujur maka ia tidak akan ditolak. Kejujuran adalah pondasi bangunan agama dan sebagai penopang keyakinan dan memiliki kedudukan (disisi Allah) setelah kedudukan para nabi.
Shalawat dan salam atas nabi yang bahkan musuh-musuhnya sekalipun mengakui bahwa beliau adalah seorang yang jujur dan terpercaya, mereka tidak pernah mendapatinya berdusta sekalipun. Dialah Nabi yang telah mengingatkan kita:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa. (HR. At-Tirmidzi)
Dan Nabi SAW juga telah bersabda:
Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. HR.Muslim
Ditengah masa-masa kritis yang dialami umat hari ini, disaat musuh dari dalam dan luar bersatu dari berbagai bangsa dan jenis untuk menghancurkan kaum muslimin, maka orang yang melihat keadaan akan mendapati bahwasanya setiap muslim yang shalih pasti sangat bersemangat dan memberikan segala potensinya walaupun dalam hal-hal yang sederhana untuk meringankan umat dari kedhaliman yang menimpa mereka, seperti mengungsi, hijrah karena tertindas, dan kematian karena kedinginan di kemah-kemah pengungsian darurat.
Dan kami Jama’ah Anshar Islam dulu telah mengumumkan bahwa kami akan meminimalkan rilisan media kami atau penjelasan-penjelasan resmi jama’ah karena pertimbangan itu.
Kami memilih untuk fokus bekerja dengan maksimal dengan merealisasikan apa yang menjadi visi jama’ah untuk berkhidmat dalam amal islami pada umumnya dan amal jihad khususnya. Sebelumnya kami sangat bertekad untuk tidak terlibat dalam saling berbantahan di media yang mana malah menguntungkan musuh dan menambah perpecahan dan perselisihan diantara kaum muslimin dan khususnya orang-orang yang awam. Yang mana mereka adalah bahan bakar jihad, pendukung umat dan penolong agama ini. Beberapa pihak telah mendesak kami agar kami tidak lagi diam dan segera memberikan jawaban dan penjelasan pada umat atas persoalan Jama’ah Daulah yang telah mengeluarkan penjelasan-penjelasan penuh dusta berkenaan kami selama ini, dan yang terakhir pernyataan dusta mereka bahwa Jama’ah Anshar Islam telah berbai’at pada Daulah dan telah meleburkan diri kedalam jama’ah Daulah.
Sesungguhnya Allah telah berfirman:
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. An-Nisa’: 148
Sebenarnya ini bukanlah hal yang baru dari tindak-tanduk Jama’ah Daulah atas kami. Sungguh kami telah terbiasa dengan dusta-dusta seperti ini dari mereka semenjak permulaan tahun 2005 setelah Irak terjajah total, mereka katakan Jama’ah Anshar telah selesai dan tidak ada satupun yang tersisa dari kami sampai hari ini. Satu waktu mereka katakan bahwa Jama’ah Anshar telah bubar, di waktu yang lain mereka katakan kami telah berbai’at, dan yang terakhir pada bulan Syawal 1435 H/Agusutus 2014 dan belum tentu ini yang terakhir, mereka nyatakan bahwa Jama’ah Anshar telah berbai’at pada Daulah dan meleburkan diri kedalamnya, dan Daulah memastikan ini dalam salah satu rilisan resmi mereka.
Hendaknya diketahui bahwa pernyataan ini adalah bathil dan dusta, khususnya siapa saja yang mengenal manhaj Jama’ah Anshar. Barangsiapa yang mengikuti dan mendengar berbagai penjelasan Daulah bahwa Jama’ah Anshar telah berbai’at kepada mereka pastilah akan menjadi jelas baginya akan dusta-dusta dan kontradiksi Daulah. Daulah tidak menghargai sama sekali akal para para pembaca mereka, bahkan Daulah terkesan meremehkan para pengikut dan simpatisan mereka.
Yang paling aneh dari kaum yang memiliki kalainan ini adalah sebenarnya Jama’ah Anshar dalam pandangan mereka merupakan para shahawat murtad dan penolong kebid’ahan. Lalu mereka buat berbagai jamuan makan dan pesta-pesta penyambutan atas orang-orang yang mengaku dari Jama’ah Anshar yang berbai’at pada mereka, mereka sebarkan isu ini dan meraka jadikan propaganda media seakan-akan yang berbai’at banyak sekali. Bahkan mereka set sedemikian rupa dan beberapa orang (yang mengaku Jama’ah Anshar) berbai’at dihadapan kamera, padahal orang-orang ini tidak dikenal sama sekali oleh satupun anggota Jama’ah Anshar dan mereka sama sekali tidak pernah menjadi anggota Jama’ah Anshar walau seharipun. Hal yang aneh tidaklah aneh bagi kelompok Daulah, orang-orang yang kemarin mereka hukumi murtad maka hari ini menjadi saudara mereka cukup hanya dengan bai’at!?
Perkara ini semakin menjelaskan akan kuatnya kebenaran dan kelurusan manhaj yang yang telah ditempuh oleh Jama’ah Anshar. Yang mana kami berkeyakinan ada yang kurang dalam kelompok Daulah, sesungguhnya para syar’i mereka sangat tidak mumpuni khususnya di Irak, serta vonis mereka atas Jama’ah Anshar Islam. Dan upaya mereka membesar-besarkan jumlah orang-orang yang berbai’at pada mereka berbeda dengan jumlah yang sebenarnya. Diantara jumlah mereka yang berbai’at ini, padahal ada yang terpaksa berbai’at dan terdesak untuk melindungi diri dari apa yang akan menimpa mereka jika tidak berbai’at, serta untuk melindungi nyawa mereka. Sebagian lain dari yang berbai’at ini adalah mereka yang telah lama meninggalkan jama’ah, serta lari dan bersembunyi dari jihad, mereka bersama Jama’ah Anshar sudah bertahun-tahun yang lalu. Dan Daulah mengira bahwa seakan-akan seluruh umat telah berbai’at pada mereka.
Kami ingin tegaskan pada seluruh umat Islam dan seluruh mujahidin Jama’ah Anshar Islam bahwa pernyataan Daulah bahwa Jama’ah Anshar telah berbai’at pada mereka adalah dusta yang amat sangat memalukan dan itu tidak benar sama sekali.
Biarlah syara’, realita, penjelasan-penjelasan, kaum muslimin yang shalih, jama’ah-jama’ah jihad sunni yang dekat dengan kami, orang-orang yang kami hidup diantara mereka, dan kami saling berbagi kepentingan serta kami memikul beban bersama mereka menjadi saksi bahwasanya Jama’ah Anshar Islam masih eksis di medan yang nyata.
Bahwasanya Jama’ah Anshar masih berpegang teguh pada janji yang telah dilalui oleh para pemimpin-pemimpin kami, komandan-komandan kami, dan semua yang telah menumpahkan darah dibawah panji kami, serta saudara-saudara kami yang kini sedang ditawan dalam penjara-penjara thagut, mereka yang tegar atas beratnya siksaan orang-orang murtad dan kafir, serta mereka yang sabar atas kedhaliman kaum yang dhalim dan kesewenang-wenangan para ghulat yang keji dan penuh hawa nafsu. Jama’ah Anshar masih tetap memikul panji suci lagi lurus, yang mana merupakan ijma’ umat Islam dengan izin Allah.
Kami ingin memberikan kabar gembira pada semua bahwa kami masih tetap di atas janji kami sebelumnya. Sebagaimana Allah SWT telah menjaga kami dengan fadhilahNya, kami tidak pernah menggeser dan menyelewengkan perjuangan kami selama ini, ditengah banyaknya tekanan, godaan dan tawaran yang berlimpah, padahal kami sangat membutuhkannya dan kami sangat fakir. Atas kekuasaan Allah kami tidak pernah menyelewengkan perjuangan dengan bergabung dalam program-program musuh, yang mana para Ulama Rabbani telah menyatakan kebathilan dan kufurnya program-program tersebut. Kami adalah kaum yang ittiba’ dan bukan kaum yang mubtadi’, walaupun sangat besar godaan dan hasrat untuk itu, selagi hal itu tidak benar dan tidak sesuai ajaran yang telah dibawa Nabi SAW.
Perlu diketahui bahwa penjelasan kami ini bukan kami tujukan pada anggota Daulah, yang mana segala yang tidak sesuai hawa nafsu mereka pasti akan mereka dustai dan menyombongkan diri walaupun itulah yang hak. Segala yang bukan berasal dari pihak mereka, maka mereka menjadi tuli, bisu dan buta walaupun hal itu benar, meskipun itu datang dari para Ulama yang adil yang mana merekalah yang harus menjadi referensi utama dalam penjelasan hukum syari’at, serta umat juga mengakui keilmuan mereka.
Sesungguhnya penjelasan resmi kami ini kami tujukan bagi mereka yang memang peduli pada urusan kami, yang bertanya tentang kami, yang bersimpati pada kami, yang mengikuti berita-berita kami, dan mereka yang mencintai kami. Sehingga mereka menjadi yakin dan jelas atas perkara kami.
Sehingga mereka tidak tertipu, terperdaya dan mempercayai apa yang disebarkan oleh musuh-musuh kami baik berupa kabar-kabar burung, dusta-dusta dan isu-isu palsu. Kami bukanlah yang pertama yang pernah mereka dustai dan tuduh dalam propaganda media mereka. Mereka adalah orang-orang yang telah menumpahkan darah suci para wali- wali Allah maka tidak aneh pula bagi mereka untuk berdusta.
Telah benar yang berkata bahwa mereka adalah kaum yang terkumpul pada mereka keburukan perselisihan dan perpecahan ahlus Sunnah semuanya, mereka tidak menyisakan satupun dari hal itu. Bahkan mereka memiliki sifat dan karakteristik baru yang belum pernah dikenal dalam kitab-kitab yang membahas perpecahan. Mereka juga meninggalkan semua kebaikan yang ada dalam perbedaan pendapat.
Jika tidak demikian, bagaimana bisa dijelaskan perkara memalukan dan menjijikkan serta sangat bahaya yang telah terjadi ini? Perkara yang bahkan tidak pernah dilakukan oleh musuh-musuh Islam sekalipun sampai hari ini! Mereka mengklaim sesuatu seakan penuh dengan kredibiltas, mereka membuat penjelasan-penjelasan palsu untuk menyerang jama’ah yang mereka musuhi demi kepentingan Daulah mereka. Sisa dari unsur-unsur mereka hanya diam dan ikut mengiyakan juga, mereka mengklaim sebagai penasehat umat dan mereka wajib dita’ati oleh semua pihak, kemudian mereka sebarkan di rilisan resmi. Mereka telah membohongi dan menipu seluruh umat Islam bahwa Jama’ah Anshar telah berbai’at pada mereka.
Apakah perkara ini bagi mereka termasuk dalam hal siyasah (politik) bahwa perang adalah tipu daya? Apakah tipu daya di hadits ini dimaksudkan untuk digunakan atas kaum muslimin? Bukankah merupakan kebohongan yang nyata tatkala menyatakan sesuatu tentang seseorang yang dia tidak menyatakan demikian? Para Ulama telah membahas dengan jelas mengenai bab ini.
Bukankah dusta bertolak belakang dengan sikap adil, merendahkan harga diri, dan menjadi penghalang untuk diterimanya kesaksian? Bukankah karakter utama bagi seorang muslim adalah jujur dalam perkataan dan amal? Atau mungkin kita sedang berada di zaman dimana pendusta dipercayai dan yang jujur malah didustai?
Bukankah manusia memiliki mata dan fikiran untuk menghukumi mana yang benar dan mana yang dusta? Apakah kedekatan hubungan dengan Allah dan pertolongan serta tamkin dari Allah terjadi dengan membuat kepalsuan dan menipu hamba-hamba Allah?
Sungguh kami memuji Allah yang telah menganugerahi kami bashirah untuk bermanhaj yang lurus dalam menghadapi syubhat perkataan-perkataan mereka, perbuatan mereka, dan penyimpangan mereka. Seandainya masih terdapat orang-orang yang lurus di kalangan mereka, pastilah ada yang akan mengingkari perbuatan dusta menjijikkan ini!?
Segala puji bagi Allah, buruknya tidakan mereka semakin menambah ketenangan dan ketetapan kami, serta menambah keyakinan kami atas jalan yang kami berada diatasnya.
Untuk memperjelas posisi kami kepada para pembaca yang mulia dan para mujahidin Jama’ah Anshar, maka kami nyatakan dalam poin-poin sebagai berikut:
-
Kami adalah orang-orang yang mengikuti pedoman, memiliki keyakinan dan i’tikad, dan berpegang teguh atas kebenaran yang kami pikul, tapi kami tidak mengklaim kebenaran hanya pada kami semata, sebab itulah kami beramal dengan berpedoman pada manhaj salaf shalih. Kami tidak tertarik pada qiila wa qaala(perkataan yang sumbernya tidak jelas), kami tidak ingin turun level dalam meladeni orang yang menginginkan itu, atau orang yang tidak merasa bersalah atas kesalahan yang telah ia kerjakan. Sesungguhnya karakteristik dien kita dan tanda seorang muslim yang shlaih adalah menginggalkan debat kusir dan lebih menyibukkan diri dalam upaya perbaikan dan membangun.
-
Kami ingin tekankan dan pastikan bahwa kami tidak pernah berbai’at pada siapapun. Kami mendukung segala proyek kebangkitan dan khidmat atas umat dan mendukung persatuan, terutama bersatunya hati sebelum bersatu secara fisik, persatuan yang sesuai dengan syari’at (Alquran dan Sunnah diatas pemahaman generasi salaf) serta diarahkan oleh para Ulama yang adil. Hal demikian telah terbukti dalam perjalanan Jama’ah kami, yaitu kesiapan untuk menyatukan barisan, kecuali dengan para pembangkang. Barangsiapa yang telah bergaul dengan kami, atau mengikuti sejarah Jama’ah kami sampai hari ini pastilah akan mengakui pernyataan ini.
-
Kami memberitahukan dan menjelaskan pada siapa saja yang ingin tahu posisi keputusan kami atas Daulah, yang mana sebelumnya kami hanya diam saja atas perkara ini, hal itu dikarenakan kami sedang sibuk berperang melindungi wilayah ahlus Sunnah dari serangan rafidhah dan musuh lainnya. Sehingga pihak Daulah semakin besar kepala karena kami hanya diam diatas perkara ini.
Oleh karena itulah kami ingin tekankan bahwa dalam manhaj Jama’ah kami, kami tidak pernah dan tidak akan menyeleweng dari umat terkhusus dari para Ulama umat yang mu’tabar, para Ulama yang menyerukan kebenaran dan penjelasan yang hak atas urusan umat. Kami berdiri bersama al-hak, dan barangsiapa yang menyerukan kami pada selain itu, maka antara kami dan ia adalah keputusan syari’at.
Jika kami katakan bahwa kami adalah pihak yang paling kenal dan tahu tentang Jama’ah Daulah, dan akhlak para pimpinan mereka, serta apa yang mereka lakukan di samping kami, maka itulah faktanya. Dengan fadhilah Allah kamilah yang pertama sekali telah mengingatkan orang-orang yang mulai cenderung kepada mereka, kami terus-menerus menyurati orang-orang baik yang mulai tertipu oleh mereka saat itu. Bukti surat-surat masih ada sampai sekarang.
Seandainya kita lihat dan membaca kembali apa yang telah kami nyatakan pada permulaan jihad di Irak, pastilah kita semua akan merasa seakan-akan kami sedang berbicara tentang fakta yang terjadi hari ini. Pada saat itu kami telah mewanti-wanti untuk tidak bergabung bersama mereka, karena kami mengenal betul siapa mereka dan banyak orang masih belum tahu. Inilah pengalaman kami bergaul bersama mereka, bukan dalam artian perorangan tapi dalam artian sebagai jama’ah.
Inilah pernyataan resmi Jama’ah Anshar Islam, jika ada yang keluar dari kami dan bergabung ke Daulah, maka pernyataan darinya secara syari’at dan akal tidak mewakili kami.
-
Kabar-kabar burung ini tidak akan berhenti menghantam Jama’ah Anshar dan kami tidak merasa aneh dengan itu, terlebih sebagian besar yang pergi meninggalkan kami adalah karena hasrat dan hawa nafsu semata, bukan karena persoalan syar’i. Hal ini telah sangat jelas bagi kami, kami telah mengenal akhlak mereka, melihat perangai syaithan mereka yang tak tersembunyikan semenjak masih di Jama’ah Anshar. Jadi kami tidak akan risau dengan segala makian, kehebohan, atau menjadi tidak popular, serta segala upaya untuk memvonis Jama’ah kami dengan apa yang para pembangkang ini suguhkan, kami memliki bukti dan saksi atas apa yang kami nyatakan.
-
Sesungguhnya umur kedustaan itu pendek, dan manusia akan segera menolaknya dan kembali ke sifat alami dan fitrahnya yang lurus. Hal ini tidak akan bertahan walaupun mungkin akan berlangsung lama. Sesungguhnya menipu sebagian manusia untuk waktu tertentu itu mungkin saja, tapi menipu seluruh manusia dan menyuguhkan mereka yang bukan fakta selalu adalah hal yang mustahil. Dan terlebih pada orang-orang yang masih menghormati akal mereka dan tidak rela untuk taqlid, dan mereka yang dinnya teguh dan jelas.
-
Sesungguhnya kebenaran tidak mengenal siapapun pemikulnya, sebagaimana Ali radhiyallahu anhuberkata tatkala ia ditentang oleh Al-Harits bin Hut Al-Laitsi, setelah perang Jamal dan Sahabat Talhah dan Zubair gugur syahid.
Al-Harits: Wahai Amirul Mukminin, apa pendapatmu bahwasanya kami mengira bahwa Talhah dan Zubair telah gugur dalam bayangan dan mereka termasuk dalam 10 orang yang dijamin surga!?
Ali: Wahai Harits, sesungguhnya kamu telah terjebak dalam talbis. Kebenaran itu bukan dilihat dari siapa yang memikulnya, tetapi seseorang dapat dikenali dengan kebenaran. Maka kenalilah kebenaran, maka engkau akan mengenal siapa orang yang benar.
Maknanya adalah bahwa kebenaran dan kebathilan tidak dilihat dari lemah atau kuatnya posisi. Tetapi dikenali dari kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW.
Sesungguhnya seorang mukmin harus berjalan diatas al-hak walaupun ia berada diatas kelemahan, bala, ujian, dan cobaan. Dan tidak boleh berada diatas kebathilan walaupun mungkin ia kuat dan menang. Barangsiapa yang memilih berada di pihak yang bathil hanya karena pihak itu kuat dan menang, maka ia sama saja dengan Ibnu Salul yang pura-pura beriman setelah perang Badar dan melihat kekuatan kaum muslimin. Atau diatas manhaj kaum Firaun, tatkala mereka berkata:
Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang. QS. As-Syu’ara: 40
Hendaknya setiap muslim bermanhaj sebagaimana yang diwasiyatkan oleh Al-Fudhail rahimahulahu:
Beradalah bersama kebenaran walaupun sedikit orang yang menempuhnya, dan jauhilah kebathilan walaupun banyak yang menggemarinya, sesungguhnya karamah yang paling agung adalah sikap istiqamah diatas tauhid. -
Sesungguhnya tanda-tanda pengkhianatan seorang hamba adalah jatuhnya ia dalam hawa nafsu dan terlepasnya ia dari kaum muslimin yang lurus dan dari para Ulama serta dari mujahidin, kemudian ia menta’ati yang bathil, terpecahnya persatuan mereka, serta munculnya perselisihan dan kemunafikan diantara mereka.
Kami memohon pada Allah agar kami diselamatkan dari hal itu, dan semoga Allah menganugerahi kami husnul khatimah.
Ya Allah mudahkanlah urusan saudara kami kaum muslimin dan mujahidin, serta seluruh umat dan khususnya mereka yang terdhalimi, terusir dan mengungsi dan kedinginan akibat musim salju. Berikanlah mereka pertolongan dan perlindungan. Sembuhkanlah luka mereka, sakit mereka, dan rahmatilah mereka yang telah gugur, dan lepaskanlah mereka yang ditawan musuh dan kembalikanlah mereka ke tengah keluarga mereka wahai Penguasa semesta alam. Jadikanlah kami pelindung bagi wali-wali-Mu dan penghancur bagi musuh-musuh-Mu.
Shalawat dan Salam semoga tercurahkan pada Nabi kita Muhammad, keluarga dan Sahabatnya serta siapapun yang mengikuti beliau dengan ihsan hingga hari akhir kelak.
Jama’ah Anshar Islam
Pusat Divisi Media
Sabtu 19 Rabiul Awal 1436 H
10 Januari 2015 M
(aliakram/arrahmah.com)