ALEXANDRIA (Arrahmah.com) – Menurut laporan media, sebuah ledakan terjadi di depan gereja Kristen Koptik di wilayah utara kota pelabuhan Alexandria, Mesir pada malam tahun baru (1/1/2011), mengakibatkan tewasnya 20 orang dari kalangan gereja dan melukai 80 ummat Kristen Koptik beserta polisi yang melindungi mereka.
Menurut polisi setempat, bom mobil diledakkan di depan Gereja Koptik di distrik Sidi Bishr setelah tengah malam, ketika Koptik mulai meninggalkan gedung setelah menghadiri sebuah perayaan massal.
Menurut versi lain dari polisi, bahan peledak diletakkan di bawah mobil.
Tak lama setelah ledakan, banyak orang Kristen Koptik yang menyerang masjid di dekatnya, melemparkan batu kepada Muslim dan meluncurkan program anti-Muslim.
Massa Kristen masuk ke dalam Masjid dan menodai Al-Qur’an. Setelah melakukan hal tersebut, polisi baru membubarkan mereka.
Seperti dilaporkan sebelumnya, kepala Gereja Koptik, Paus Shenouda III menahan dua Muslimah muallaf di penjara biara Koptik ain shams, dimana mereka menjadi objek penyiksaan brutal dan memaksa mereka untuk meninggalkan Islam.
Koptik Mesir memiliki kekuatan Kepolisian sendiri, Depot senjata dilaporkan disimpan di biara-biara Koptik dan gereja.
Perlu diingat bahwa pada tanggal 1 November 2010, Mujahidin Daulah Islam Irak memberikan ultimatum selama 48 jam kepada Kepala Gereja Koptik Mesir, menuntut pembebasan dua Muslimah muallaf, Wafaa Constantine dan Camilia Shehata dan muslimah lainnya yang telah memeluk Islam namun menderita karena ditahan dan disiksa di penjara Koptik agar mereka meninggalkan keyakinan mereka dan kembali memeluk Kristen.
Departemen Perang Daulah Islam Irak membuat pernyataan resmi pada 3 November. Pernyataan itu menunjukkan berakhirnya ultimatum untuk Kepala Gereja Koptik untuk membebaskan Saudari mereka yang mengalami penyiksaan brutal oleh orang Kristen Koptik.
Statemen mengatakan :
“Departemen Perang Daulah Islam Irak menyatakan bahwa pusat-pusat Kristen dan organisasi, para pemimpin Kristen dan pendukungnya kini menjadi sasaran sah bagi Mujahidin di mana mereka menjangkaunya, dan membiarkan musyrikin ini, khususnya Vatikan tolol tahu bahwa sebuah pedang akan membunuh melalui leher pendukung mereka, meskipun mereka tidak bersalah atas tindakan para pemimpin gereja Mesir”. (haninmazaya/arrahmah.com)