KABUL (Arrahmah.com) – Militer AS di Afghanistan telah meluncurkan sebuah fasilitas penahanan yang telah diperbaharui di Bagram, yang akan menggantikan penjara lama kontroversial di pangkalan udara terbesar AS di negara tersebut.
Penjara yang dibangun dengan total biaya 60 juta dolar itu diklaim lebih transparan dan memiliki kondisi yang lebih baik bagi para tahanannya, sebagaimana diungkapkan Brigadir Jenderal Mark Martins, komandan sementara operasi penahanan AS, pada hari Minggu (15/11).
“Fasilitas baru ini … akan mewujudkan perbaikan kondisi hidup tahanan yang ada di dalamnya … dan juga terdapat program vokasional, teknik, dan program lainnya untuk para tahanan saat ia dikeluarkan dari tahanan,” kata Martins kepada wartawan di pangkalan utara Kabul.
“Fasilitas ini, dan program-program ini … akan menunjukkan transparansi dan legitimasi,” menurut laporan Reuters.
Fasilitas penahanan baru yang bisa menampung 1.000 tahanan ini, telah memicu perdebatan di kalangan aktivis hak asasi manusia yang berargumen bahwa meskipun ada perubahan suasana, tidak ada perubahan dalam status hukum para tahanan.
Ada banyak tahanan yang di dalam pusat penahanan AS, termasuk penjara Bagram yang terkenal, bahkan tanpa dikenakan tuduhan.
Sejauh ini tak satu pun dari tahanan di penjara Bagram ini yang diperbolehkan untuk memiliki pengacara.
Para pejabat militer AS mengatakan dari 700 tahanan di Bagram saat ini secara bertahap akan dipindahkan ke penjara baru pada akhir tahun ini.
Pada tahun 2002, fasilitas penahanan Bagram lama menjadi sakasi kematian dua tahanan akibat kekejaman tentara AS dan menyebabkan kemarahan internasional. Tidak ada wartawan sejauh ini diizinkan masuk ke penjara lama. (althaf/prtv/rtrs/arrahmah.com)