Brandon Nelly, merasakan beban dari rasa bersalah dan malu untuk perlakuan kejam dan penyalahgunaan yang ia dan penjaga lainnya lakukan di Guantanamo, penjara yang sangat terkenal dengan nama buruknya memberikan kekerasan kepada orang-orang yang telah lemah.
“Mereka yang tak bersalah, putih, hitam, Muslim, siapapun kalian, tidak ada alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang aku dan penjaga lainnya lakukan,” ujar Nelly yang menjadi penjag adi Guantanamo selama enam bulan, seperti yang dilansir The Independent.
Pukulan, penghinaan dan seluruh kekejaman dilakukan sejak hari pertama kedatangan mereka ke pusat penangkapan yang terkenal dengan nama buruk.
“Sejak awal kedatangan, para tahanan selalu menjerit di keseluruhan proses,” uajrnya.
“Para tahanan akan diberitahu bahwa negaranya tidak meninggalkan apapun, danbahwa seluruh keluarga mereka telah dibunuh. Aku tahu bahwa beberapa penjaga mengatakan pada para tahanan bahwa mereka akan dieksekusi setiap saat.”
Nelly mengingat saat dirinya melakukan penghinaan yang dilakukan bersamaan di waktu-waktu sholat bagi tahanan muslim.
“Selama waktu sholat, para tentara akan mengejek dan menertawakan mereka yang beribadah.”
“Banyak dari mereka juga mencoba untuk bernyanyi dan membuat kegaduhan selama waktu ibadah tersebut. Sebagian tahanan akan disiram dengan air selama mereka sholat.”
AS telah memiliki ratusan tahanan di Guantanamo yang dibuka sejak tahun 2002, bertahun-tahun, mereka diberi label para pejuang musuh sehingga mereka tidak mendapatkan hak hukum.
Paling Berbahaya di Dunia
Nelly kini menjadi seorang pegawai di salah satu gedung hukum di daerah Houston.
Ia ingat bahwa sebagian besar tahanan dituduh menolong perencanaan serangan 911.
“Aku siap menghadapi manusia paling berbahaya di dunia, para teroris yang telah merencanakan pembunuhan terhadap ratusan orang di negaraku,” ujarnya mengingat.
“Ketika hari itu datang, saat kutemui manusia paling berbahaya, dan ternyata aku melihat orang-orang yang jauh berbeda dari apa yang aku pikirkan.”
Nelly mengatakan tahanan pertama yang tiba di Guantanamo tidak lebih dari orang-orang yang menahan sakit akibat pukulan-pukulan yang mereka terima, mereka menggigil di sepanjang waktu.
“Kebanyakan dari mereka bertubuh kecil, dengan luka di sekujur tubuh mereka. Aku mengharapkan yang kutemui adalah orang-orang dengan tubuh besar seperti raksasa.”
Kesalahan Nelly disadari saat ia memberi makan para tahanan dan mulai berinteraksi dengan mereka.
“Selama itu aku benar-benar memulai untuk melihat para tahanan sebagai orang biasa dan mereka bukan monster,”
Ia menghabiskan banyak waktu dengan David Hicks, Muslim Australia yang ditangkap di Afghanistan.
Nelly menceritakan sewaktu ia di Guantanamo ia menghabiskan banyak waktunya untuk mendengarkan para tahanan yang mengatakan banyak hal seputar Islam.
“Aku tidak dapat percaya bagaimana orang-orang itu mendedikasikan hidupnya untuk keyakinan mereka, selalu membaca Al-Qur’an dan selalu melaksanakan ibadah.” (Hanin Mazaya/arrahmah.com)