BENGKULU (Arrahmah.com) – Dukungan terhadap Ustadz Amri yang menyampaikan khotbahnya yang berisi kesesatan acara Tabot di Masjid Ar-Rahman Bengkulu, datang dari Pengurus Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) Bengkulu, H. Hambali Nawawi.
H. Hambali Nawawi dengan tegas mengatakan proses ritual Tabot mengandung unsur syirik. Diantaranya proses duduk penja, mengambil tanah, bakar kemenyan di kuburan yang dihormati.
“Prosesnya banyak yang mengandung syirik. Contoh, mengambil tanah, lalu dibungkus kain, lalu didoakan. Itu bukanlah ajaran Islam. Begitupun dengan ziarah ke makam membawa kemenyan. Ajaran Islam tidak pernah mengajarkan berziarah membakar menyan, kalau memang untuk menghilangkan bau, ya silakan saja pakai obat nyamuk atau parfum,” ungkapnya, seperti dilansir RB.
Terlebih lagi, lanjut Hambali Nawawi pernyataan Ketua KKT Syiafril yang mengatakan bisa mengundang roh-roh leluhur. “Jelas sekali itu syirik. Pak Syiafril pernah mengatakan acara tabot itu bernuansa gaib untuk mengundang para leluhur tabot untuk hadir, nah ajaran Islam yang mana yang mengajarkan kalau roh itu bisa diundang datang,” tanyanya.
Dijelaskan Hambali, Tabot bukanlah budaya maupun tradisi Bengkulu. Tabot adalah kebudayaan yang dibawa oleh Syekh Burhanudin atau Imam Senggolo dari India ke Pariaman, Sumatera Barat, lalu sampailah ke Bengkulu.
Selain membenarkan ustadz Amri, Hambali juga mendukung diadakannya debat terbuka perihal syiriknya proses ritual Tabot.
“Terkait tindakan Ustadz Amri itu, bagi saya sudah benar dan betul. Tidak ada yang salah. Kami juga mendukung untuk dilakukan debat publik, kita buka-bukaan saja. Buka dalilnya kita buktikan syirik atau tidak prosesi Tabot itu,” pungkasnya. (azm/arrahmah.com)