JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengungsi Syiah yang bertahan di GOR Sampang Jalan Wijaya Kusuma diusir secara paksa paksa oleh pemerintah setempat. Sejumlah mobil pengangkut telah disiapkan untuk mengangkut mereka kembali ke kampung halaman.
Ratusan pengungsi Syiah memilih keluar dari lapangan dan mengancam akan tidur di halaman terbuka. Barang-barang milik jemaah syiah, mulai dikeluarkan paksa oleh petugas, bahkan lapangan tenis indoor tersebut di tutup dan dikunci rapat.
“Kalau pemerintah mengiginkan kami pulang, ya terpaksa kami pulang tapi kami menolak fasilitas dari pemkab, saya lebih baik pakai kendaraan saya sendiri,” terang gembong syiah Tajul Muluk.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang Hermanto Subaidi enggan memberikan komentar banyak soal pengusiran pengungsi Syiah. “Mereka bukan Syiah, coba baca fatwa MUI dan NU,” katanya.
Pada 29 Desember 2011, kompleks pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, dibakar massa. Massa marah karena Tajul Muluk sangat agresif mengajarkan pemahaman sesatnya.
insiden pembakaran itu diprovokasi oleh penyebaran sekte Syi’ah yang dilakukan kepada umat Islam. “Dianggap ajaran yang disebarkan oleh Kiai Tajul Muluk menyimpang dari ajaran Islam dengan mengajarkan door to door. Makanya, warga semakin geram,” terang Juhaidi (45), salah satu tokoh masyarakat setempat yang berada di lokasi kejadian. (dbs/bilal/arrahmah.com)