IDLIB (Arrahmah.id) – Pengungsi Suriah yang terlantar karena perang yang masih berkecamuk di negara mereka, akan merayakan Idulfitri lagi jauh dari rumah.
Ratusan ribu warga sipil yang sekarang berkemah di provinsi barat laut Idlib terpaksa pindah dari Damaskus, Homs, Hama dan Daraa, di antara wilayah lain, karena serangan oleh rezim Asad.
Abdulkerim Halil, yang berasal dari Maarat al-Numan, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa mereka tidak dapat mempersiapkan apa pun untuk hari raya karena kesulitan ekonomi dan biaya hidup yang tinggi.
“Semuanya mahal. Masih ada dua hari untuk lebaran dan kami belum mampu membeli sesuatu yang baru untuk anak-anak kami,” keluhnya.
Hamide Mustafa, yang mengungsi dari distrik Saraqib di provinsi Idlib hampir tiga tahun lalu, memiliki cerita serupa. “Ada perbedaan besar dalam menghabiskan liburan [hari raya] di kamp dan kota asal Anda,” katanya.
Hatice Enes, ibu dari enam anak, mengatakan anak-anaknya menuntut, namun tidak berhasil. “Kami menunggu rahmat Allah. Sebelum saya mengungsi, situasinya lebih baik. Ada Idul Fitri (di depan), tetapi tidak ada kegembiraan,” katanya.
Idlib berada dalam zona de-eskalasi yang dibuat berdasarkan perjanjian antara Turki dan Rusia pada Maret 2020. Namun, rezim Suriah secara konsisten melanggar persyaratan, meluncurkan serangan yang sering terjadi di dalam zona de-eskalasi.
Suriah telah terperosok dalam perang yang kejam sejak awal 2011 ketika rezim Asad menindak protes anti-rezim dengan keganasan yang tak terduga. Dalam dekade terakhir, ribuan orang telah tewas dan jutaan lainnya mengungsi karena konflik. (haninmazaya/arrahmah.id)