LIBANON (Arrahmah.com) – Tentara Libanon yang didukung oleh militan Syi’ah “Hizbullah” telah bertindak secara diskriminasi dan bermusuhan terhadap pengungsi Suriah sejak awal revolusi dan tindakan mereka semakin menjadi dan menjengkelkan akhir-akhir ini.
Banyak pengungsi yang mengeluh karena perlakukan buruk yang mereka terima di penghalang yang memisahkan daerah Wadi Khalid di utara Libanon. Mereka mengonfirmasikan ke Zaman Alwasl bahwa penghalang Shedra dibuat untuk mencegah mereka meninggalkan daerah tersebut.
Para pengungsi Suriah menyatakan keputusasaan mereka karena terjebak di daerah dan tidak diizinkan untuk meninggalkan rumah mereka karena militan Syi’ah “Hizbullah” yang mengenakan pakaian tentara Libanon, mencegah mereka untuk pergi.
Pengungsi Suriah mengatakan bahwa militan Syi’ah mengontrol penghalang Shedra dan menunjukkan kebencian dan permusuhan mereka terhadap warga Suriah. Mereka menyebutkan waktu ketika 200 warga Suriah ditangkap selama pertempuran di benteng
al-Hosn sekitar enam bulan lalu di mana rezim Suriah menyerbu kota. Di daerah itu, penangkapan terhadap warga Suriah masih terus berlangsung terutama setelah masalah di Tripoli dan Ersal di bawah klaim memerangi “terorisme”.
Sekitar 50 kota mengambil kesempatan dari masalah Ersal untuk memberlakukan jam malam terhadap pengungsi Suriah dan membatasi gerakan mereka dan kehidupan normal, yang semakin memperdalam rasa keterasingan dan diskriminasi.
Sumber Zaman Alwasl mengatakan pasukan intelijen Libanon yang dikontrol oleh “Hizbullah” menangkap warga Suriah tanpa alasan, bahkan jika mereka mampu memperlihatkan kartu dari UNHCR PBB yang menyatakan bahwa mereka adalah pengungsi resmi.
Beberapa tahanan mengatakan bahwa mereka menjalani kehidupan yang keras di pusat-pusat penahanan intelijen Libanon dan menegaskan bahwa mereka disiksa dan dipermalukan secara fisik dan verbal oleh anggota militan Syi’ah Libanon.
“Kau seharusnya berterima kasih kepada Tuhan bahwa saya menangkapmu ketika saya mengenakan seragam tentara Libanon, jika tidak, saya akan memenggal kepala Anda jika saya melakukan tugas saya sebagai anggota ‘Hizbullah’,” ujar kesaksian salah seorang warga Suriah yang pernah berada dalam tahanan Libanon. (haninmazaya/arrahmah.com)