JERMAN (Arrahmah.com) – Semakin banyak pengungsi Suriah di Jerman yang berusaha untuk kembali ke Turki karena undang-undang baru Jerman menyulitkan para pengungsi untuk reunifikasi keluarga, media lokal melaporkan pada Kamis (12/4/2018), sebagaimana dilansir World Bulletin.
Pemerintah Jerman baru-baru ini memberlakukan langkah-langkah ketat untuk membatasi reunifikasi keluarga bagi pengungsi Suriah, banyak dari mereka diberi “perlindungan tambahan”.
Televisi publik ARD melaporkan bahwa korespondennya mendokumentasikan perjalanan beberapa pengungsi Suriah yang berusaha kembali ke Turki dengan membayar ratusan euro kepada para penyelundup yang bisa membawa mereka ke Turki.
Mereka ingin kembali ke Turki, karena mereka tidak bisa mendapatkan izin dari otoritas Jerman untuk membawa anggota keluarga mereka yang melarikan diri ke Turki setelah meletusnya perang Suriah, kata laporan itu.
Negara dengan perekonomian paling maju di Eropa ini telah menerima lebih dari 700.000 pengungsi Suriah sejak 2015, tetapi di tengah tekanan politik domestik, pemerintahan koalisi Kanselir Angela Merkel memperketat aturan untuk reunifikasi keluarga.
Mereka memutuskan untuk memberikan kesempatan hanya 1.000 orang per bulan yang bisa datang ke Jerman untuk reunifikasi keluarga.
Reunifikasi keluarga adalah isu hangat dalam pemilu tahun lalu setelah media melaporkan bahwa sekitar 390.000 pengungsi dapat mengajukan permohonan ini dan membawa pasangan dan anak-anak mereka ke Jerman.
Salah satu kelompok sayap kanan, Alternatif Islamofobia untuk Jerman (AfD) menuduh bahwa reunifikasi keluarga memiliki “risiko yang tak terhitung” bagi negara, dan menyerukan agar pemerintah membatasi secara ketat ketat reunifikasi tersebut. (Rafa/arrahmah.com)