THAILAND (Arrahmah.com) – Pengungsi Suriah dan Palestina yang tinggal di Thailand telah menyeru organisasi hak asasi manusia internasional untuk menyelamatkan mereka dari deportasi ke Suriah saat pihak berwenang Thailand mengeluarkan undang-undang yang memberlakukan tindakan tegas terhadap mereka yang tidak memiliki dokumen izin tinggal.
Keluarga yang terancam deportasi telah memasuki Thailand secara ilegal selama beberapa tahun terakhir, lansir Zaman Alwasl pada Sabtu (27/10/2018).
Meskipun hukum tidak ditujukan langsung kepada orang-orang yang melarikan diri dari perang Suriah, tetapi mereka dianggap sebagai korban besar hukum tersebut.
Jaringan Kamp Palestina dan aktivis hak asasi meluncurkan kampanye di media sosial untuk mendukung pengungsi Palestina dan Suriah yang ditahan di penjara Thailand, yang baru-baru ini hidup dalam kondisi sangat sulit setelah otoritas Thailand menolak untuk memperbaharui izin tinggal mereka.
Para migran Suriah meminta badan pengungsi PBB (UNHCR) untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap mereka, mengatakan bahwa “kewajiban kemanusiaan dan moral” mengharuskan lembaga internasional tersebut memberikan bantuan dan perhatian.
Mereka juga menyeru otoritas Thailand untuk mengamati standar-standar untuk perlakukan terhadap pengungsi, bahkan jika mereka tidak menanda tangani semua konvensi yang relevan, dan menekankan perlunya Otoritas Palestina untuk campur tangan untuk meringankan penderitaan mereka.
Aktivis Fatima Jaber mengatakan pengungsi di Thailand tengah panik untuk pertama kalinya dalam empat tahun karena pengetatan keamanan.
“Keluarga saya terpaksa melarikan diri dari rumah, meninggalkan harta kami untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.
Jumlah pengungsi Palestina dan Suriah di Thailand diperkirakan mencapai ratusan orang yang hidup dalam kondisi yang sangat buruk. Selain itu, pihak berwenang Thailand tidak mengakui mereka sebagai pengungsi karena Thailand tidak menandatangani perjanjian pengungsi dan para pengungsi tidak diizinkan untuk bekerja atau mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah.
Beberapa keluarga menghabiskan hari-hari di mall dan tidur di jalan karena undang-undang melarang penyewaan tempat tinggal terhadap orang asing tanpa visa atau izin tinggal.
Sebagian besar pengungsi Suriah di Thailand dalam kondisi miskin tanpa diberikan bantuan apa pun yang biasanya diberikan kepada pengungsi. (haninmazaya/arrahmah.com)