BANGLADESH (Arrahmah.com) – Hujan melanda beberapa daerah di Balngladesh selama 24 jam pada Selasa (29/5/2018). Di antara tempat yang mendapat curah hujan cukup tinggi adalah daerah Maubin dan Yangon.
Diperkirakan dalam waktu dekat akan ada hujan yang lebih lebat dan berkepanjangan yang menandai awal badai monsun melanda Bangladesh dan Myanmar, di mana curah hujan akan meningkat dua kali lipat antara Mei dan Juni.
Banjir yang diakibatkan oleh badai monsun telah menyebabkan banyak orang meninggal. Pada tahun 2015 sebanyak 100 orang tewas akibat banjir, dan pada tahun 2016 lebih dari 400.000 orang terpaksa mengungsi akibat banjir.
Hujan lebat diperkirakan tidak akan mempengaruhi pengungsi Rohingya di Bangladesh dalam waktu dekat ini. Bagi ratusan ribu pengungsi Rohingya, musim hujan adalah waktu yang sangat menegangkan.
Sebagian besar kamp pengungsian berada di lokasi yang rawan banjir. Bangunan kamp, yang hanya terdiri dari terpal plastik tipis, sangat rentan disapu banjir akibat hujan lebat atau diterbangkan angin kencang.
Dalam beberapa minggu terakhir, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) telah mendukung organisasi non-pemerintah terbesar di Bangladesh, BRAC, dalam pelatihan 20.000 anggotanya dalam pelatihan kesiapsiagaan darurat.
“Saat hujan lebat dan angin kencang yang mungkin akan terjadi selama siklus monsun, sangat penting bagi kami untuk siap siaga membantu pengungsi Rohingya yang ada di sini,” kata Kevin J Allen, Kepala Operasi UNHCR yang bermarkas di Cox’s Bazar, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
“Sama pentingnya dengan kami memberdayakan dan melatih para pengungsi untuk berperan dalam menghadapi bencana yang bisa saja terjadi, bekerja sama dengan otoritas nasional, lembaga PBB, dan masyarakat sipil,” imbuhnya. (Rafa/arrahmah.com)