GAZA (Arrahmah.com) – Sejumlah pengungsi Palestina dari Suriah menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (28/10/2013) di depan markas United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) di Jalur Gaza. Mereka memprotes “penundaan” badan PBB itu dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap para pengungsi Palestina yang kini hidup dalam kesulitan karena menghadapi konflik Suriah, lansir Ma’an.
Para pengunjuk rasa tersebut menyeru kepada UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina yang terlantar akibat pembentukan paksa negara “Israel” pada tahun 1948, untuk memberikan “kehidupan yang baik dan bermartabat” melalui penyediaan perumahan dan lapangan kerja bagi warga Palestina yang menyelamatkan diri dari konflik yang telah berlangsung selama 31 bulan di Suriah.
Kepala Komite Urusan Pengungsi di Gaza, Mahmoud Al-Shawish, mengatakan bahwa sekitar 1000 warga Palestina yang menyelamatkan diri dari konflik di Suriah sekarang bertahan dalam situasi sulit di Gaza, tempat di mana mereka kembali mengungsi.
“UNRWA belum memenuhi komitmen yang telah disepakati sebelumnya dengan komite,” dia menambahkan. “Mereka hanya membayar $ 125 untuk 2 bulan (kepada para pengungsi) dan kemudian berhenti.”
Mahmoud juga mengatakan bahwa puluhan pengungsi menghadapi kemungkinan “diusir dari rumah mereka” karena mereka tidak bisa lagi membayar uang sewa mereka, sebuah fakta yang akan menambah perpindahan awal mereka dari Suriah karena masalah keamanan.
Para pengunjuk rasa tersebut juga menyeru kepada pemerintahan Hamas di Jalur Gaza untuk menyediakan mereka lahan sehingga UNRWA bisa membangunkan rumah untuk mereka di sana.
Sedikitnya 1.500 warga Palestina telah terbunuh dalam konflik yang masih berlangsung hingga kini di Suriah, dan sekitar 250.000 pengungsi Palestina telah dipaksa untuk meninggalkan kamp pengungsi mereka di Suriah karena kekerasan di negara itu.
Sebelum terjadinya konflik, terdapat sekitar 600.000 pengungsi Palestina yang tinggal di Suriah.
Sekitar 800.000 rakyat Palestina diusir dari rumah mereka sendiri di wilayah yang sekarang diduduki penjajah “Israel” sejak konflik tahun 1948, yang selanjutnya mengarah pada pemaksaan pembentukan Negara “Israel”. (banan/arrahmah.com)