LOMBOK (Arrahmah.com) – Para pengungsi di Lombok Utara masih kesulitan mendapatkan akses air bersih dan makanan pokok. Ratimi (40), seorang pengungsi di Dusun Tanah Lilin Desa Bayan Kabupaten Lombok Utara mengaku harus melakukan perjalanan hingga berkilo-kilo meter.
“Belum ada bantuan, kami cari air sama beras jauh, 10 kilometer baru dapat,” ungkap Ratmini (40), kepada INA News Agency, Rabu (15/8/2018).
Menurutnya, bantuan sulit masuk ke kampungnya karena jalan menuju Dusun Tanah Lilin sulit diakses. Jalan yang sempit dan retak akibat gempa hanya bisa ditempuh oleh sepeda motor.
Selain krisis air dan makanan, Ratmini menambahkan bahwa Dusun Tanah Lilin masih kekurangan tenda dan selimut.
“Kami di sini kekurangan tenda sama selimut,” lanjut Ratmini.
Muhammad Ali (19), putra dari Ratmini, mengaku dirinya harus menempuh jarak 10 km untuk menuju sumber mata air di Mendala, Lombok Utara.
Setiap harinya, Ali yang ditemani sang adik, Riawan Hadi (17) membawa 2 jerigen yang berisikan 40 liter air untuk sekali mandi keluarga.
“Sehari kita bawa dua jerigen air, pagi sama sore, dua kali mandi, dua kali ambil air,” kata Ali.
Hal serupa masih dialami ribuan pengungsi lainnya di Kabupaten Lombok Utara, bahkan dalam pantauan INA News Agency, warga hingga berkumpul di pinggir jalan untuk meminta bantuan.
Reporter: Hilman/INA
(ameera/arrahmah.com)