KHYBER PAKHTUNKHWA (Arrahmah.id) — Sembilan tentara tewas di wilayah barat Pakistan yang bergolak, setelah seorang pengebom bunuh diri menabrakkan motornya ke konvoi militer mereka dan meledakkannya.
Pakistan telah menyaksikan peningkatan dramatis dalam militansi sejak Taliban kembali berkuasa di negara tetangganya, Afghanistan dua tahun lalu, dengan serangan yang meningkat di sepanjang wilayah perbatasan.
Militer Pakistan, dikutip dari AFP (1/9/2023), mengatakan bahwa seorang “pelaku bom bunuh diri yang mengendarai sepeda motor meledakkan dirinya” pada Kamis (31/8) di distrik Bannu, Pakistan, sekitar 61 kilometer (38 mil) dari perbatasan.
Wilayah perbatasan tersebut telah lama menjadi sarang aktivitas militan, dengan organisasi garis keras seperti kelompok Taliban di Pakistan, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), menggunakan perbatasan yang sebagian besar tidak dijaga itu untuk menghindari deteksi dan melancarkan serangan.
“Pelaku bom bunuh diri mengendarai sepeda motor dan dia menabrakkan motornya ke sebuah truk dalam konvoi militer,” kata menteri provinsi Feroze Jamal Shah kepada AFP.
Militer Pakistan mengatakan lima tentara lainnya terluka dalam serangan di dekat kota Jani Khel itu, namun Shah menyebutkan jumlah korban luka-luka adalah 20 orang.
Perdana Menteri Sementara Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar menyebut insiden itu sebagai “tindakan teroris yang pengecut”.
TTP adalah ancaman terbesar di wilayah tersebut dan Islamabad mengklaim para anggotanya menemukan tempat yang aman di Afghanistan.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ini melancarkan kampanye melawan pejabat keamanan, termasuk petugas polisi.
Sebelumnya pada bulan Januari lalu, seorang pengebom bunuh diri yang terkait dengan TTP, meledakkan dirinya di sebuah masjid di dalam kompleks markas polisi di kota Peshawar di wilayah barat laut, menewaskan lebih dari 80 polisi.
Kelompok militan Islamic State (ISIS) juga aktif di negara tersebut, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri bulan lalu, yang menewaskan sedikitnya 54 orang, termasuk 23 anak-anak, di sebuah pertemuan partai politik.
Pakistan pernah dilanda aksi pengeboman hampir setiap hari, namun operasi pembersihan militer besar-besaran di bekas wilayah-wilayah kesukuan yang dimulai pada tahun 2014, sebagian besar telah memulihkan ketertiban.
Tujuh distrik terpencil yang berbatasan dengan Afghanistan, termasuk Bannu, kemudian berada di bawah kendali otoritas Pakistan. Para analis mengatakan bahwa para militan di bekas wilayah kesukuan semakin berani sejak kembalinya otoritas Taliban di Afghanistan. (hanoum/arrahmah.id)