Beberapa tahun lalu, Ummu Abdul Muthaleb adalah seorang ibu dan istri yang bahagia. Dia tinggal bersama suami dan anak-anaknya dengan bahagia.
Hari ini, dia hidup di jalan-jalan di Baghdad, dimana ia harus memberanikan diri bertahan dengan anak-anaknya.
“Aku tidak memiliki tempat lain untuk berlindung dengan ketiga anakku,” ujarnya yang kini baru beruisa 38 tahun seperti yang dilansir islamonline.
Ummu Abdul Muthaleb tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa ia akan hidup di jalan sebagai seorang gelandangan, tapi setelah ia kehilangan suaminya, segalanya menjadi jauh berubah.
“Aku kehilangan suamiku beberapa tahun lalu dan aku tidak memiliki keluarga untuk mendukungku dan anak-anakku.”
“Kami dipaksa keluar dari rumah karen tidak lagi mampu membayar uang sewa,jadi kami tidak memiliki pilihan selain hidup di jalan seperti ini.”
Sekarang, jika ia menemuai orang-orang yang dulu pernah mengenalnya, dia akan mencoba untuk bersembunyi.
“Kadang aku melihat teman-temanku dulu di tempat aku meminta-minta dan aku akan menutupi wajahku. Aku merasa sangat malu.”
Tidak hanya Ummu Abdul Muthaleb, di Irak kini terdapat ribuan orang yang seperti dirinya, berkeliaran di jalan-jalan di dalam Irak.
Mayoritas dari mereka adalah para janda dan anak-anak yang menjadi yatim-piatu karena kehilangan tulang punggung mereka sejak AS melakukan invasi ke Irak.
Pemerintah munafik Irak sama sekali tidak memperhatikan kehidupan mereka. Peperangan dimulai oleh Amerika dan menjadikan mereka seperti sekarang ini, namun mereka (para pengemis) yang selalu disalahkan. Mereka dipandang sebelah mata.
Pemerintah baru saja mengeluarkan kampanye untuk menghilangkan para pengemis dari jalan-jalan di Irak. Tapi mereka tidak memberikan solusi nyata untuk membantu para pengemis tersebut. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)