ANKARA (Arrahmah.com) – Siswi yang mengenakan kerudung yang mengambil ujian masuk universitas nasional di Perguruan Tinggi Batikent di ibukota pada Minggu (3/4/2011), dipaksa melepaskan kerudungnya, ujar sebuah laporan.
Sebanyak 1.692.345 calon mengambil berkas untuk masuk ke perguruan tinggi hari itu. Keamanan diperketat di pintu masuk sekolah di seluruh Turki, seperti petugas menggeledah siswa yang akan masuk pasca terungkapnya skandal kecurangan dalam ujian serupa.
Pencarian individu dan keamanan yang sangat ketat di puntu masuk sudah cukup menegangkan bagi para siswa, namun yang paling mematahkan semangat bagi siswi Muslimah yang mengenakan kerudung yang ingin mengambil ujian di sekolah itu ketika mereka diminta untuk melepas kerudung mereka. Siswi yang putus asa terlihat menangis di luar gedung saat banyak siswi lainnya yang terpaksa melepaskan kerudung mereka untuk mengikuti tes.
Vahide Yalcin, seorang senior di sebuah sekolah imam hatip yang menawarkan pendidikan Islam, ujarnya ia melepas kerudungnya namun ia tidak bisa menyelesaikan ujiannya dengan baik karena situasinya begitu menyedihkan. “Guru di sana mengatakan kepada saya bahwa saya harus melepas kerudung saya. Mereka mengatakan akan melaporkan saya jika saya tidak melakukannya. ‘Apa susahnya hanya melepasnya’ ujar mereka kepada saya. Jadi saya pergi keluar, menangis sebentar dan kembali, tapi saya tidak benar-benar berada dalam kondisi baik.”
Pengambil tes lainnya yang tuduk dan melakukan hal yang sama, Yesim Oz mengatakan : “Setelah kami masuk kelas, guru di sekolah datang ke setiap kelas dan menyuruh kami melepaskan penutup kepala kami. Jadi kami melakukannya. Jika kami memiliki keberatan akan ada masalah. Mereka mengatakan ada hukum tentang ini, namun itu telah diubah.”
Siswi yang dihentikan oleh keamanan
Siswi lainnya yang berurusan dengan kepala Batikent anti-kerudung adalah Aysenur Turucu, ia mengatakan bahwa keamanan sekolah tidak bisa membiarkannya masuk dengan kerudungnya.
“Mereka bilang, ‘kami tidak bisa membiarkan anda masuk, manajer gedung tidka menginginkannya. Aku meminta perintah tertulis yang menunjukkan bahwa saya tidak bisa masuk, namun mereka tidak bisa menunjukkan dokumen semacam itu. Aku mencoba untuk berbicara dengan orang yang bertanggung jawab, tapi itu tidak mungkin, banyak siswi lain yang melepaskan kerudungnya dan mereka bisa pergi, tapi aku tidak akan melakukannya.”
Sementara itu, keluarga siswi berkumpul di luar sekolah mereka berdoa dan membaca Al Qur’an, memperbanyak dukungan spiritual kepada siswa.
Beberapa siswa yang sangat gugup dan sedih serta panik akhirnya harus dilarikan menggunakan ambulans. (haninmazaya/arrahmah.com)