DARAA (Arrahmah.com) – Agenda Iran di provinsi Daraa selatan telah menjadi lebih jelas dengan adanya perekrutan para pemuda dan investasi di lokasi strategis karena berbatasan dengan Yordania dan dekat dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki “Israel”.
Pengaruh Iran di Daraa adalah kartu lain untuk menekan dan mengancam negara-negara tetangga.
Analis Walid Al-Nofal mengatakan bahwa Iran telah mendukung milisi lokal setelah kesepakatan rekonsiliasi pada Juli 2017 yang menetapkan zona “de-eskalasi” di Suriah barat daya, seperti dilaporkan Zaman Alwasl pada Senin (18/11/2019).
Menurut sumber setempat, ada organisasi yang beroperasi di bawah tameng sipil, seperti Zahra Association, yang didirikan pada Oktober 2018, dan asosiasi Tammuz yang dikelola oleh Mazen Hamidi. Mereka semua mendapat dukungan terbuka dari kantor Khamenei dan Konsulat Iran di Damaskus dan untuk memperluas pengaruhnya, ia memfasilitasi pembentukan Partai Rakyat, yang didirikan oleh anggota Majelis Rakyat, Nawaf Abdul Aziz Tarad Al-Mulhim. Ada laporan pembentukan “Hizbullah” cabang Suriah.
Beberapa milisi pro-Iran di Daraa:
Garda Revolusi Iran, yang ditempatkan di kota Al-Sanamayn di dalam markas “Divisi Kesembilan” salah satu formasi militer pasukan rezim Asad.
“Hizbullah” Libanon, dipimpin oleh Haj Iyad Al-Qasim, membuka beberapa kantor rekrutmen di beberapa kota di Daraa dan Brigade ke-52 di Harak yang mengendalikan wilayah Yarmouk dengan nama Intelijen Angkatan Udara.
Asa’ib Ahl Al-Haq, dikerahkan di dalam markas Divisi Kelima, salah satu situs terpenting yang meluncurkan platform rudal jarak pendek dan menengah.
Brigade Al-Areen, tersebar di banyak lahan pertanian produktif dan mencoba merebut properti pribadi melalui penawaran investasi.
Brigade 313, yang berafiliasi dengan “Hizbullah” Libanon dan didirikan pada tahun 2017, sebagian besar anggotanya adalah komunitas Syiah di Daraa.
Pasukan Al-Radwan, dikerahkan di Resimen ke-89 militer rezim di dekat kota Jbab.
Pasukan Divisi 4 Al Ghaith, yang terdekat dengan Garda Revolusi Iran.
Resimen 666, yang beroperasi di bawah Divisi Keempat, dan menurut Abu Mahmoud Hourani, juru bicara “Horan Free League”, sebagian besar milisi yang didukung Iran menyamar sebagai tentara rezim.
Al-Hourani menambahkan bahwa rumor mengenai orang-orang di provinsi tersebut telah bergabung dengan milisi ini karena alasan materi tidak benar, karena gaji bulanan anggotanya tidak melebihi 100 dollar (USD), sementara alasan utamanya adalah untuk perlindungan pribadi dan untuk menghentikan penuntutan.
Dia Qaddour, Peneliti dalam urusan Iran, mengatakan bahwa milisi Iran juga dikerahkan di beberapa bukit strategis, terutama: Tal Gharaba, Tal Arid, Tal al-Hara, dan Tal Al-Miqdad.
Peneliti juga menunjukkan bahwa Garda Revolusi Iran memberikan rudal taktis kepada milisi dengan roket Fajr 3-4-5 buatan Iran (didukung oleh China dan Korea Utara), dengan jangkauan 75 km. Rudal Raad, dengan akurasi 75% dan membawa bahan peledak seberat 100 kg. Rudal Fateh-110, berbobot 3 ton, buatan Iran dengan hulu ledak ledak tinggi yang beratnya 500 kg dan dengan jangkauan 200 km. Serta peluncur roket Katyusha buatan Rusia dengan jangkauan 12 hingga 25 km.
Milisi Iran bersenjata juga mencakup rudal anti-tank Kornet buatan Rusia generasi kedua, rudal anti-tank Metis generasi kedua, rudal bahu SA-7-14, dengan jangkauan 7 km.
Daraa awalnya dihuni oleh komunitas Syiah yang bekerja untuk menyebarkan Syiah pada tahun 2005, dan menjadikan kota Qarfa, tempat kelahiran Rustum Ghazaleh, sebagai basis, serta kota-kota lainnya. Namun, yang mencolok pada tahap saat ini adalah fasilitasi oleh Direktorat Awqaf Daraa untuk kegiatan ulama Syiah.
Menurut Walid Al-Nofal, proyek Syiah dan pembangunan Husseiniyat di provinsi Daraa sejauh ini masih terbatas, dengan gerakan sipil mingguan yang menuntut penggulingan rezim dan pembebasan para tahanan, karena penduduk setempat memandang Iran dan Rusia sebagai kekuatan pendudukan yang telah berkontribusi pada perusakan wilayah mereka dan pembunuhan anak-anak mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)