GAZA (Arrahmah.com) – Pada hari ketiga gencatan senjata 72-jam di Gaza, sepasang warga Palestina melangsungkan pernikahan di tempat penampungan PBB di Kota Gaza pada Rabu (13/8/2014), sebagaimana dilansir oleh Ma’an News.
Rumah Omar Saleh Abu al-Nimr dan Heba Fayyad telah hancur oleh serangan “Israel” dalam serangan selama sebulan, dan seperti ratusan ribu warga Palestina lainnya, keduanya terpaksa berlindung di sekolah-sekolah badan PBB untuk para pengungsi Palestina.
Meskipun suasana suram di Gaza akibat agresi brutal “Israel” yang telah menewaskan lebih dari 1000 orang dan ribuan lainnya terluka, pasangan pengantin ini berharap bahwa pernikahan mereka bisa menjadi ruang bagi sedikit kebahagiaan di tengah rasa sakit tanpa henti yang dirasakan oleh warga Gaza.
Keduanya melangsungkan pernihakan di School Girls al-Shati di UNRWA di kamp pengungsi al-Shati di bagian barat Kota Gaza pada pukul 07:00.
Untuk menyemarakkan suasana, sekolah itupun dihiasi dengan balon berwarna-warni dan bendera Palestina.
“Kami ingin membawa suasana sukacita ke dalam hati kami dan hati semua orang. Meskipun pengepungan dan perang, kami akan tetap bersukacita,” kata Abu al-Nimr.
Yahiya Zaqqut, manajer di penampungan PBB itu mengatakan bahwa staf UNRWA telah menyediakan segala kebutuhan logistik yang diperlukan bagi Omar dan Heba, termasuk makanan, pakaian dan tempat untuk tidur.
“Acara ini menjamin bahwa meskipun ada rasa sakit, serangan, dan penderitaan, Palestina selalu bertahan,” kata Zaqqut.
“Setelah pernikahan itu, pasangan ini menghabiskan dua malam di Hotel Movenpick di Gaza untuk bulan madu,” kata Abu al-Nimr.
Setelah dua malam berakhir, keduanya kemudian kembali ke tempat penampungan, menjalani kehidupan sebagai pengungsi.
(ameera/arrahmah.com)