TEL AVIV (Arrahmah.com) – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu akan mengunjungi Bahrain “segera”, kantornya mengatakan pada Jumat (23/11/2018).
“Kerajaan Bahrain adalah tujuan berikutnya untuk Netanyahu,” kata Hani Marzouk, juru bicara kantor Perdana Menteri untuk media Arab.
“Kunjungan ini hanya pendahuluan untuk sesuatu yang lebih besar, untuk Timur Tengah lain,” lanjut Marzouk.
“Kunjungan ini adalah awal untuk hubungan baru dan indikasi bahwa kami berada di jalur yang benar untuk memperbaiki sejarah,” tambahnya.
Pada Selasa (20/11), ‘Israel’ Broadcasting Corporation yang berbahasa Arab mengumumkan bahwa pemerintah ‘Israel’ sedang dalam pembicaraan dengan “setu negara Arab” untuk menjadi tuan rumah Netanyahu pada salah satu kunjungan resminya.
Ini menyusul kunjungan Netanyahu ke kesultanan Teluk Oman bulan lalu – yang pertama dalam 22 tahun oleh seorang pemimpin ‘Israel’.
Itu terjadi meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.
Setelah kunjungan Netanyahu, para menteri ‘Israel’ ikut bertamu UAE dan Oman.
‘Israel’ saat ini memiliki hubungan diplomatik penuh hanya dengan Mesir dan Yordania, tetapi perjalanan ‘intensif’ yang dilakukan baru-baru ini adalah tanda pertumbuhan hubungan regional antara ‘Israel’ dan negara-negara Arab.
‘Israel’ dan beberapa negara Teluk – terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain – memiliki kepentingan bersama dalam membatasi pengaruh Iran di kawasan itu dan bekerja sama dalam pengumpulan intelijen.
Dalam dua tahun terakhir, serangkaian laporan pertemuan rahasia antara pejabat ‘Israel’ dan Saudi memberi kesan adanya persesuaian antara kedua negara.
Para pejabat Palestina mengecam keras Oman karena menjadi tuan rumah Netanyahu dalam kunjungan tiba-tibanya. Menurut mereka, tindakan itu adalah pengkhianatan terhadap orang-orang Palestina yang masih hidup di bawah pendudukan ‘Israel’ yang brutal di Gaza dan Tepi Barat. (Althaf/arrahmah.com)