PALESTINA (Arrahmah.com) – Public Workers Union (PWU) di Jalur Gaza mengatakan bahwa serangan militer tahun lalu dan delapan tahun pengepungan “Israel” di wilayah itu meningkatkan jumlah pengangguran menjadi 213.000, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan 900.000 anggota keluarga mereka, Anadolu melaporkan pada Ahad (27/9/2015).
Tingkat pengangguran di Jalur Gaza sekarang mencapai 60 persen, tambah PWU, sebagaimana dilansir MEMO.
“Rakyat menganggur dan keluarga mereka hidup dalam keadaan yang sangat sulit karena krisis ekonomi yang terakumulasi,” kata PWU. “Tujuh puluh persen diklasifikasikan dalam ‘kemiskinan yang parah’.” PWU meminta pemerintah persatuan Palestina untuk mendukung mereka.
Pada bulan Mei, Dana Moneter Internasional mengatakan bahwa Gaza merasakan situasi ekonomi terburuk di dunia dengan 43 persen pengangguran yang meningkat menjadi 70 persen, mereka berusia antara 20 dan 24.
Dalam laporan tahunan yang diterbitkan pada awal bulan ini, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan bahwa Gaza bisa menjadi tidak layak ditempati pada tahun 2020. “Tindakan perlu diambil sekarang jika Gaza ingin menjadi tempat yang layak ditinggali pada tahun 2020 dan itu sudah sulit sekarang,” kata koordinator kemanusiaan PBB Maxwell Gaylard kepada wartawan.
(banan/arrahmah.com)