JAKARTA (Arrahmah.com) – Aksi Pondok Pesantren Umar bin Khattab di Bima, NTB, dirancang sendiri tanpa melibatkan kelompok lain. Namun, pengasuh pondok yang pernah bergabung dengan JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) akhirnya keluar karena sudah tidak sepaham. Demikian pendapat Pengamat terorisme Noor Huda Ismail.
“Mereka berhubungan dengan Ubed,” kata Noor Huda pada Ahad (17/7/2011).
Meskipun demikian ia belum bisa memastikan bagaimana pesantren tersebutu bisa berhubungan dengan JAT. Sedangkan hubungan Ubed dan pemimpin pondok adalah pertemanan guru dan murid saat berada di salah satu pesantren di Solo.
“Pesantren ini baru dalam tahap memulai. Jadi, saya pikir mereka sebagai jaringan sendiri. Pimpinan pondoknya dulu belajar di Al Muttaqqin Jepara”, katanya.
“Sama halnya dengan kelompok Jamaah Islamiyah yang pecah, di kelompok ini juga ada konflik internal antara mereka yang menilai kelompok tua hanya diam atau duduk duduk saja, dan kelompok ini kelompok tergesa-gesa,” kata Noor Huda.
Menurut dia, kelompok ini bergerak sendiri setelah ada kekecewaan pada kelompok Abu Bakar Ba’asyir. Namun, organisasi ini bukan organisasi terstruktur.
Tanpa mnyebutkan sumber dari pendapat dan penjelasannya, Noor Huda berpendapat bahwa jaringan ponpes UBK baru memulai mengajarkan kitab kuning, dengan penafsiran radikal, misalnya menjadikan polisi sebagai target. (TI/arrahmah.com)