JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengamat intelijen dan terorisme menuding Abdullah Sunata berada di balik paket ‘bom buku’ di markas JIL untuk memperberat Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan Abdullah Sunata yang tengah menghadapi persidangan.
Beberapa jam pasca insiden bom Ulil-JIL yang dikemas dalam paket buku “Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-dosanya terhadap Kaum Muslimin,” Selasa (15/3/2011), pengamat intelijen langsung mengeluarkan statemen di media bahwa Abdullah Sonata ada di balik bom yang meledak di markas Jaringan Islam Liberal (JIL) Utan Kayu itu.
Tanpa crosscheck dan data-data yang valid, pengamat intelijen dan terorisme Dino Cresbon menduga bom di Utan Kayu didalangi anak buah Abdullah Sonata. Ia menuding kelompok Sonata pernah mengancam akan membunuh Ulil Abshar Abdalla pada 2004. “Dari jejaknya ini kelompok Abdullah Sonata,” kata Dino sebagaimana dikutip tempointeraktif.com, Selasa 15 Maret 2011.
Menanggapi tudingan itu, Abdullah Sunata membantah keras tuduhan pengamat terorisme terhadap dirinya.
“Terlalu jauh, tidak benar apa yang diungkapkan para pengamat itu,” ujar Abdullah Sunata di Pengadilan Negeri Jakarta Timur kepada wartawan, Rabu 16 Maret 2011.
Pria “Si Pitung” Betawi yang akrab disapa Ustadz Sunata ini juga menampik tudingan Dino bahwa pelaku bom Ulil-JIL adalah para pengikutnya. Sunata menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki pengikut sebagaimana dituduhkan pengamat intelijen Dino Crasbon. Karenanya, Sunata menilai para pengamat terorisme itu sengaja mengait-ngaitkan dirinya dalam kasus bom Ulil-JIL sebagai upaya untuk menyudutkan dirinya dan Ustadz Abu Bakar Baasyir.
“Saya tidak tahu-menahu tentang paket bom buku dan bukan dilakukan oleh orang-orang yang di media disebut kelompok saya, ini adalah fitnah terhadap saya untuk menyudutkan,” bantahnya. “Semua pemberitaan fitnah ini utk menyudutkan dan memberatkan saya, apalagi proses persidangan saya sedang memasuki tahap tuntutan, sementara di persidangan, keterlibatan saya sulit dibuktikan,” tandasnya.
Menurut Sunata, data-data yang diumbar Dino Cresbon ke media itu sangat tidak valid dan penuh kebohongan. Dino hanya mengais berita-berita dari koran-koran lalu mencocok-cocokkan dengan kemauannya.
“Dino katakan pernah ketemu saya, padahal saya tidak pernah bertemu dengan makhluk yang bernama Dino Cresbon. Itu semua adalah Bohong!! Semua pernyataan dia adalah data sampah yang diambil dari sana sini,” kecamnya.
Sunata menambahkan, berdasarkan fatwa ulama termasuk fatwa MUI, akidah kelompok JIL sudah murtad. Berdasarkan Fatwa MUI No. 7 tahun 2005, Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme Agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam dan hukumnya HARAM. Meski ia sepakat dengan fatwa ulama bahwa JIL sudah murtad dari Islam, tapi ia tidak pernah memerintahkan siapapun untuk melakukan pembunuhan maupun pemboman.
“Pelaku sekuler dan liberal adalah murtad menurut para ulama salaf, juga fatwa MUI, tapi saya tidak pernah perintahkan seseorang untuk membunuh,” jelasnya.
Sunata menyindir Dino Cresbon sebagai pengamat gosip. “Kalau mau bergosif jangan jadi pengamat teroris. Jadi pengamat artis saja,” pungkasnya.
Senada itu, pengacara Tim Pembela Muslim (TPM), Achmad Michdan mengecam fitnah murahan yang diungkapkan Dino Cresbon, sebagai pelanggaran hukum. “Bisa dituntut itu pernyataan Cresbon,” ujar Michdan. (voa-islam/arrahmah.com)