JAKARTA (Arrahmah.com) – Berbagai program kerjasama yang ditawarkan Republik Rakyat China (RRC) mesti dipelajari dengan lebih teliti. Sepintas, Cina seakan menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.
Tetapi pengalaman di sejumlah negara memperlihatkan bahwa kerjasama yang didorong ambisi Cina menciptakan blok One Belt One Road (OBOR) itu seringkali terbukti sebagai janji kosong, atau bahkan jebakan.
Dalam perbincangan tidak resmi dengan pimpinan media massa dari Indonesia yang berkunjung ke Taiwan atas undangan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO), seorang pejabat Taiwan mencontohkan kasus yang terjadi di Sri Lanka dan Malaysia.
“Sri Lanka sekarang menyadari bahwa bantuan yang diberikan mainland Cina selama ini harus mereka bayar dengan sangat mahal. Karena dibanjiri barang-barang China, Sri Lanka mengalami defisit perdagangan dan tidak bisa membayar utang. Pelabuhan Sri Lanka banyak yang kini dikuasai Cina,” ujar pejabat tinggi Taiwan itu sambil meminta agar namanya tidak disebutkan, Senin (9/7), lansir Rmol.
Kasus terbaru terjadi di Malaysia. Pemerintahan baru yang dipimpin Mahathir Mohamad menyadari ancaman OBOR Cina, dan kini tengah mengambil sejumlah langkah perbaikan.
“Indonesia perlu perlu mempelajari realita seperti di Malaysia ini, jangan sampai terjebak,” tandasnya.
Contoh lain yang disampaikannya adalah kasus Costa Rica yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan pada tahun 2007 karena ingin mendapatkan investasi dalam jumlah besar dari Cina.
Kini Costa Rica justru mengalami persoalan ekonomi yang serius. Negara itu dibanjiri barang-barang Cina yang pada akhirnya mematikan industri Costa Rica.
Nasib serupa diramalkannya juga akan menimpa Burkina Faso yang baru-baru ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan juga karena tergiur janji OBOR Cina.
Pejabat senior Taiwan itu menambahkan, negara-negara Eropa dan Australia kini juga sudah mulai bersikap tegas menghadapi manuver Cina.
Baru-baru ini, pemerintah Malaysia yang baru menghentikan pembangunan East Coast Railway Link yang merupakan bagian dari megaproyek One Belt and One Road (OBOR) yang digagas Cina.
Jika selesai, East Coast Railway Link sepanjang 688 km itu akan menghubungkan Laut Cina Selatan di pantai timur Semenanjung Malaysia dengan rute-rute pelayaran strategis di barat dan merupakan bagian utama dari penggenjotan pembangunan infrastruktur Cina di seluruh Asia dan di luar kawasan.
(ameera/arrahmah.com)