JAKARTA (Arrahmah.com) – Perekonomian Indonesia disebut tidak hanya terancam masuk jurang resesi tapi juga depresi. Apalagi jika pandemi Covid-19 di Indonesia tidak diatasi dengan cepat.
Hal tersebut diungkap Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad. Menurutnya, ancaman ini nyata mengingat jumlah kasus baru virus corona terus bertambah.
“Kalau misalnya dalam tiga kuartal nanti masih negatif, pada kuartal IV negatif, sesungguhnya kita menuju depresi, ini yang kami khawatirkan dan itu ada peluang ketika pandemi belum kita selesaikan,” kata Tauhid dalam diskusi virtual Indef, Kamis (6/8/2020), lansir CNN Indonesia.
Depresi merujuk pada resesi ekonomi yang berlangsung dalam waktu lama dan belum bisa diatasi.
Menurut Ahmad, keseriusan pemerintah menangani virus corona masih rendah. Ini tampak dari sejumlah program dan inisiatif yang digagas pemerintah lebih cenderung kepada penanganan dari sisi ekonomi ketimbang kesehatan.
Di sisi lain, realisasi anggaran program kesehatan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih rendah dibandingkan program lainnya.
“Jadi bagaimana kita bisa yakinkan diri, ketika pandemi makin tinggi realisasi anggaran terhambat sekali jauh dibandingkan program lain,” tuturnya.
Per hari ini, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia secara kumulatif mencapai 118.753 orang. Dari jumlah kasus positif tersebut, sebanyak 75.645 orang dinyatakan sembuh dan 5.521 orang lainnya meninggal dunia.
(ameera/arrahmah.com)