Arrahmah.com – Dukungan terhadap revolusi rakyat di Suriah terus mengalir dari berbagai penjuru dunia. Setelah PM Turki mengecam kebrutalan aparat keamanan Suriah terhadap para demonstran dan rakyat sipil Suriah, sejumlah ulama senior di Arab Saudi menyatakan dukungannya terhadap rakyat Suriah.
Di dalam negeri Suriah sendiri, skala revolusi sudah semakin merata ke semua wilayah dan lapisan masyarakat. Semakin brutal tentara, kepolisian, intelijen rezim Suriah yang dibantu milisi Shabihah dalam membantai rakyat sipil, semakin banyak pula pejabat sipil, polisi, dan tentara Suriah yang berpihak kepada rakyat yang tertindas. Serbuan besar-besaran militer dan kepolisian rezim Suriah terhadap wilayah Rastan telah disambut oleh perlawanan empat hari, disusul oleh perang gerilya rakyat sipil dan unsur tentara yang berpihak kepada rakyat.
Sebagian pihak memang masih mempertanyakan warna revolusi Suriah. Apakah ia masih mengusung ideologi sosialis-nasionalis sebagaimana revolusi terdahulu, ataukah secara kulit dan isi telah mengusung warna Islam dengan tujuan menegakkan syariat Islam di negeri Suriah. Pengamat politik dan Jihad kawasan Timur Tengah yang sudah tidak asing lagi, Asadul Jihad ats-Tsani, termasuk yang meyakini warna Islam revolusi Suriah. Dalam serial tulisannya yang dimuat oleh forum al-Anshar Media, ia mengemukakan sejumlah analisa sekaligus himbauan kepada rakyat Suriah. Arrahmah.com menerjemahkan analisa pengamat terkenal tersebut untuk para pembaca. Selamat mengikuti!
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam senantiasa dipanjatkan untuk Rasulullah, keluarga, sahabat, dan setiap orang yang mengikuti petunjuknya.
Kepada penduduk Suriah yang mulia, semoga Allah menolong dan menerima amal mereka…
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ketahuilah, semoga Allah memenangkan kalian, sesungguhnya kalian sedang melaksanakan ibadah yang paling agung di sisi Allah. Kalian tengah melaksanakan jihad, ribath, dan ibadah. Seluruh pengorbanan kalian tidak mampu diukur lagi harganya. Barangsiapa yang kehilangan kerabat, kawan, atau orang yang dicintainya, tentulah harta dunia tidak akan mampu membayar atau menggantikannya. Hanya iman kalian kepada Allah dan keislaman kalian yang mampu mendorong kalian berkorban begitu banyak. Inilah amal kalian, yang akan dihitung oleh Allah, kemudian Dia membalasnya dengan sempurna. Barangsiapa mendapati balasan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya Allah melipat gandakan pahala bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Sungguh Allah Maha member karunia yang agung.
Jika yang memberi balasan adalah Allah SWT sendiri, bukan orang lain, maka sudah sepantasnya amal perbuatan kita dikerjakan dengan cara yang telah ditetapkan dan diridhai oleh Allah SWT. Jika amal perbuatan menyelisihi cara yang telah ditetapkan oleh Allah, niscaya amal perbuatan tersebut tidak akan diterima dan diridhai oleh Allah. Jika demikian yang terjadi, maka ia telah merugi dunia dan akhirat, sungguh itu kerugian yang sebenarnya. Di antara tujuan jihad di jalan Allah adalah membela nyawa, kehormatan, dan harta kepemilikan. Maka belalah kehormatan, nyawa, keluarga, dan harta kepemilikan kalian! Inilah amalan yang diizinkan, diridhai, dan dianjurkan oleh Allah SWT.
Nabi SAW telah menjelaskan:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مالِهِ فَهُوَ شَهِيد ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيد ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيد ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيد
“Barangsiapa terbunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela nyawanya, maka ia mati syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela agamanya, maka ia mati syahid. Dan barangsiapa terbunuh karena membela keluarganya, maka ia mati syahid.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah. Hadits shahih)
Beliau juga bersabda,
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَظْلَمتِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
“Barangsiapa terbunuh karena membela hartanya yang hendak dirampas (oleh orang lain secara zalim), maka ia mati syahid.” (HR. Nasai dan Ahmad, hadits shahih)
Sesungguhnya semua ajaran syariat Islam bersesuaian dengan fitrah manusia dan akal sehat. Syariat Islam telah menetapkan berperang dan jihad di jalan Allah, dalam rangka meninggikan agama Allah SWT, membela kaum muslimin dan muslimat, dan membebaskan diri dari penguasa yang menzalimi rakyat dan melakukan kerusakan di muka bumi. Revolusi yang kalian lakukan dengan niatan ini menempatkan kalian dalam kebaikan yang besar dan jihad di jalan Allah. Maka tegarlah kalian, niscaya Allah SWT akan menegarkan kalian. Nabi SAW bersabda,
إنّما الأَعْمالُ بِالنِّيّات ، وَإِنَّما لِكُلّ امرءٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai niatnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Ribuan orang di antara kalian telah gugur sebagai syuhada’. Allah SWT berfirman,
مِنَ المُؤْمِنِينَ رِجالٌ صَدَقُوا مَا عَهدُوا اللهَ عَلَيْهِ ، فَمِنْهُمْ مَنْ قَضى نَحْبَه وَمِنْهُمْ مَن يَنْتَظِر وَما بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
“Di antara orang-orang mumin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merobah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab (33): 23)
Allah telah menyedikan derajat-derajat yang tertinggi dalam surge Na’im bagi orang yang mati syahid, sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW,
إِنّ في الجَنّةِ مِائة دَرَجة أعَدّها اللهُ للمُجاهِدِينَ في سَبِيلِ اللهِ ، ما بَيْنَ الدَّرَجَتَيْن كما بَيْنَ السَّماءِ وَالأرْض
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus tingkatan yang Allah persiapkan bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Jarak antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya seperti jarak antara bumi dan langit.” (HR. Bukhari)
Ketika kalian membela nyawa dan keluarga kalian dengan niat ini, meskipun kalian harus gugur sebagai syuhada’, maka kalian telah meraih puncak amalan yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda,
وَالذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، لَوَدتُ أّنْ أُقتَل فِي سَبيلِ اللهِ ثُمَّ أُحْيا ثُمَّ أُقْتَل ، ثُمَّ أُحْيا ثُمَّ أُقْتَل ، ثُمَّ أُحْيا ثُمَّ أُقْتَل
“Demi Allah Yang nyawaku berada di tangan-Nya, aku sangat berharap aku terbunuh di jalan Allah, kemudian aku dihidupkan lagi, kemudian aku terbunuh di jalan Allah lagi, kemudian aku dihidupkan kembali, kemudian aku terbunuh kembali di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi SAW mengharap terbunuh di jalan Allah berulangkali, karena orang yang mati syahid memiliki keagungan yang besar yang tidak bisa dibayangkan dengan akal manusia. Beliau SAW juga bersabda,
مَا أَحَدٌ يَدْخُل الجَنّةَ يُحِبّ أَنْ يَرْجِع إِلى الدُّنْيا وَلَهُ مَا فِي الأَرْضِ مِنْ شَيْء إِلا الشَّهِيد ، يَتَمَنّى أَنْ يَرْجِع إِلى الدُّنْيا فَيُقْتَل عَشْرَ مَرّاتٍ ، لما يرى مِنَ الكَرامَةِ
“Tiada seorang pun yang masuk surga ingin kembali ke dunia sekalipun baginya di surga seluruh kekayaan sepenuh bumi, kecuali orang yang mati syahid. Ia berharap bisa kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali, karena ia mengetahui kemuliaan mati syahid.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa baik dan besar karunia yang Allah limpahkan kepada para syuhada’. Dengan membela agama, nyawa, dan kehormatan kalian, maka kalian tengah memberikan kado terindah untuk keluarga kalian. Nabi SAW bersabda,
يَشْفَعُ الشَّهِيد فِي سَبْعِين مِن أَهْلِ بَيْتِه
“Dan ia bisa memberi syafa’at kepada tujuh puluh orang anggota keluarganya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, hadits shahih)
Nabi SAW juga menjelaskan pahala seorang mujahid dengan sabdanya,
مقامُ أَحَدِكُم فِي سَبِيلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ عِبادَةِ أَحَدِكُم فِي أَهْلِه سِتِّينَ سَنَة ، أَما تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُم وَتَدْخُلُونَ الجَنَّة ، جاهِدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ ، مَنْ قاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَوَاقَ ناقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الجَنَّة
“Kedudukan salah seorang di antara kalian di jalan Allah lebih baik dari ibadah salah seorang di antara kalian di tengah keluarganya selama tujuh puluh tahun. Tidakkah kalian ingin apabila Allah mengampuni dosa kalian dan kalian masuk surga? Berjihadlah kalian di jalan Allah! Barangsiapa berjihad di jalan Allah selama waktu seseorang memerah susu unta, niscaya ia pasti akan masuk surga.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan al-Hakim, hadits shahih)
Wahai penduduk Suriah…
Allah kini tengah membukakan pasar surga untuk kalian. Sesungguhnya terbunuh dan mati syahid karena membela agama, kehormatan, dan nyawa adalah kematian yang paling mulia, lukanya adalah luka yang paling mulia. Nabi SAW bersabda,
وَمَنْ جُرِحَ جرْحاً فِي سَبِيلِ اللهِ ، أَوْ نُكِبَ نَكْبَةً فإنّها تَجِيءُ يَوْمَ القِيامَةِ كَأَغْزر ما كَانَتْ ، لَوْنُها الزَّعْفَرانِ ، وَرِيحُها المِسْك
“Barangsiapa terluka di jalan Allah maka ia datang pada hari kiamat dalam keadaan luka dengan darah yang mengalir deras, warnanya warna Za’faran dan baunya bau misk (minyak wangi).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah, hadits shahih)
Setiap luka yang kalian alami, maka ingatlah bahwa yang membalasnya adalah Penguasa hari pembalasan, Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Suci. Allah melipat gandakan balasan kepada siapa saja yang dikehendakinya. Sungguh agung karunia Allah SWT. Bagaimana tidak, sedangkan Allah akan membalas dengan pahala bagi orang yang sabar, ridha, dan mengharap pahala saat ia ditimpa musibah sekecil apapun. Nabi SAW bersabda,
مَا يُصِيبُ المُسْلم مِن نَصَبْ ، وَلا وَصَبٍ ، وَلا هَمٍّ ، وَلا حزنٍ، وَلا أذىً ، وَلا غَمٍّ ، حَتّى الشَّوْكة يُشاكُها إلا كَفَّرَ اللهُ بِها مِنْ خَطاياه
“Tiada suatu kelelahan, atau penyakit, atau gundah gulana, atau kesedihan, atau gangguan, atau keresahan, bahkan duri yang menusuk kaki seorang muslim, melainkan dengan musibah tersebut Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika demikian halnya pahala pada duri yang menusuk, maka bagaimana pula dengan pengorbanan, luka, dan jihad kalian? Saya memohon kepada Allah semoga menerima amal kalian dan membalasnya dengan balasan terbaik di dunia dan akhirat.
Karunia, nikmat, dan kemuliaan agung yang dikaruniakan Allah kepada para mujahidin dan syuhada’ di jalan Allah ini hanya mungkin diraih dengan ketulusan niat, amal perbuatan, dan tujuan kepada Allah semata. Karena tujuan kalian sangat mulia dan agung, dicintai dan diridhai oleh Allah SWT, maka sudah selayaknya amal kalian dikerjakan sesuai dengan syariat dan arahan Allah SWT. Jika tidak demikian, niscaya kalian akan merugi di dunia dan akhirat, dan itulah kerugian yang sebenarnya.
Jika jihad kalian semata-mata di jalan Allah, niscaya kalian senantiasa menang dalam kondisi apapun. Bagi kalian salah satu dari dua kebaikan; menang atau mati syahid yang senantiasa dicita-citakan dan dianjurkan oleh sebaik-baik Nabi dan Rasul-Nya. Allah berfirman,
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنا إِلا إحْدَى الحُسْنَيَينِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُم أَنْ يُصِيبَكم اللهُ بِعَذابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ بِأَيْدِينا، فَتَرَبَّصُوا إنَّا مَعَكُم مُتَرَبِّصُون
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.” (QS. At-Taubah (9) :51)
Berjihadlah kalian melawan musuh kalian, si durjana yang keji, Bashar si musang yang licik. Bebaskanlah umat Islam dari kejahatan-kejahatannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah al-Harrani ad-Dimasyqi rahimahullah berkata, “Kaum yang disebut Nushairiyah tersebut dan seluruh kelompok Qaramithah Batiniyah lainnya adalah lebih kafir dari kaum Yahudi dan nasrani. Bahkan lebih kafir dari kebanyakan kaum musyrik. Bahaya mereka terhadap umat nabi Muhammad SAW lebih besar dari bahaya kaum kafir harbi seperti tentara Mongol, tentara salib Eropa, dan lain-lain.”
Saya yakin kalian sangat mengerti bahaya mereka terhadap bangsa dan negara. Tiada yang mengerti dengan baik bahaya mereka melebihi rakyat yang hidup di bawah kekuasaan mereka. Kami memohon kepada Allah semoga menghancurkan dan menjatuhkan pemerintahan mereka. Syaikhul Islam menyatakan bahaya mereka terhadap kaum muslimin, dan perkataan beliau itu sungguh jujur. Perbudakan, penindasan, dan kekejaman penguasa Nushairiyah Suriah terhap rakyat muslim sungguh telah menghalangi putra-putra terbaik kaum muslimin Suriah menolong rakyat Suriah. Selama beberapa dekade rakyat muslim Suriah hidup dalam ketertindasan dan kehinaan yang tidak mungkin mereka tanggung lebih lama. Umat Isam menunggu dengan sabar kembalinya bangsa muslim Suriah yang dipuji dalam banyak hadits nabawi.
Berjihadlah kalian melawan Bashar dan antek-anteknya, karena kalian berada di atas kebenaran, dan para malaikat Allah membentangkan sayap mereka untuk menaungi rakyat muslim Syam. Rasulullah SAW bersabda,
يا طُوبَى للشّام ، يا طُوبَى للشّام ، يا طُوبَى للشّام) قالوا : يا رسول الله ، وبِمَ ذلك ؟ قال : (تِلْكَ مَلائِكَةُ اللهِ باسِطُو أَجْنِحَتِها عَلَى الشّامِ
“Sungguh beruntung negeri Syam! Sungguh beruntung negeri Syam! Sungguh beruntung negeri Syam!” Para sahabat bertanya, “Kenapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Itulah para malaikat Allah membentangkan sayap mereka untuk menaungi negeri Syam.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, al-Hakim, ath-Thabrani, dan al-Baihaqi. Hadits shahih)
Sungguh umat Islam memandang kalian dengan penuh penghormatan dan kebanggaan. Kaum muslimin mendoakan kalian dalam shalat wajib, shalat sunah, sujud, dan doa mereka. Allah telah menanamkan dalam hati kaum muslimin rasa cinta kepada kalian. Bagaimana tidak, sedangkan kalian adalah sebaik-baik tentara Allah sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW,
عَلَيْكَ بِالشّامِ فَإنَّها خِيرةُ اللهِ مِنْ أَرْضهِ ، يَجْتَبِى إِلَيْها خِيرَتِه مِنْ عِبادِهِ ، فَأمّا إِنْ أَبَيْتُم فَعَلَيْكُم بِيَمَنِكُم ، وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُم ، فَإنّ الله تَوَكَّل – وفي رواية تَكَفّل – لِي بِالشّامِ وَأَهْلِه
“Hendaklah engkau memilih negeri Syam karena ia adalah sebaik-baik negeri yang dipilih oleh Allah. Allah memilih penduduknya dari kalangan hamba-Nya yang terbaik. Jika kalian tidak mau memilih negeri Syam, maka pilihlah negeri Yaman dan minumlah air perahan susu ternak kalian. Sesungguhnya Allah telah memberikan jaminan kepadaku untuk negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hibban, dan Ibnu Abi Ashim, hadits shahih)
Keutamaan-keutamaan penduduk Syam yang disebutkan dalam hadits nabawi sangatlah banyak. Silahkan membaca artikel syaikh Husain bin Mahmud yang berjudul ‘Damaskus: Pangkalan jihad di muka bumi’. Setelah menyebutkan hadits-hadits tersebut, syaikh Husain bin Mahmud menulis: “Hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan penduduk Syam tidaklah berlaku untuk orang-orang nasionalis, Ba’ts, dan sosialis. Apalagi orang-orang Fremasonry, Nushairiyah, Druz, dan Nashrani. Keutamaan-keutamaan tersebut hanyalah untuk orang-orang mukmin sejati dari kalangan mujahidin yang melaksanakan dan memperjuangkan kebenaran, dan orang-orang shalih wali Allah yang membela agama. Mereka adalah orang-orang yang mencari kejayaan dari Allah semata, hanya meridhai Allah sebagai Rabbnya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Penduduk Syam telah ditimpa berbagai bencana tatkala mereka mengganti jihad mereka dengan perlawanan kebangsaan; menukar identitas Islam dengan nasionalisme dan kepartaian; mencampakkan akidah Islam dan menganut ideology sosialis Ba’ts. Pada saat itulah Allah menyerahkan mereka kepada diri mereka sendiri. Pilihan mereka berbalik menjadi bencana, dan apa yang mereka sangka sebagai kejayaan ternyata hanyalah kehinaan dan penderitaan belaka.”
Kini, revolusi di Suriah adalah revolusi Islam secara kulit maupun isi. Semua orang yang terlibat revolusi di Suriah pada saat sekarang adalah orang-orang Islam. Mereka adalah orang-orang yang menjaga pelaksanaan shalat, mencari ridha Allah semata, bertawakal dan berlindung kepada Allah semata, memerangi musuh-musuh Allah yang melakukan perusakan di bumi lagi mencampakkan agama dan akhlak. Para pelaku revolusi adalah orang-orang Islam yang memiliki sikap moderat, membela agama, kehormatan, dan kemerdekaan mereka.
Jika semua fakta ini tidak menjadikan revolusi mereka sebagai revolusi Islam, tentulah mereka tidak akan sanggup mencurahkan segenap pengorbanan tersebut dengan penuh kesabaran, ketegaran, ridha terhadap takdir, dan harapan terhadap balasan Allah di surga kelak. Jika bukan revolusi Islam dan Allah semata yang member balasan, tentulah tidak ada alasan untuk mencurahkan pengorbanan dan menanggung derita; tentu tidak akan ada yang memberi balasan. Namun ia adalah sumber dan spirit revolusi tersebut adalah Islam, bahwa Allah adalah Sang Penolong mereka.
Wahai penduduk Suriah…
Selama kalian berjuang di atas dasar Islam, niscaya kalian akan mendapat kemenangan dan kejayaan. Adapun jika kalian rela apabila taghut Nushairiyah masih bercokol di atas singgasananya dan kalian rela terhadap konspirasi para taghut Timur dan Barat…maka sejatinya kalian telah mengingkari pengorbanan yang dicurahkan, jatuhnya ribuan syuhada’, dan kehormatan rakyat yang telah dinodai oleh tahgut Nushairiyah. Kami berbaik sangka kalian adaah para pelaku sejarah yang siap untuk tegar dan berkorban. Sungguh perhatian kaum muslimin tertuju kepada kalian, wahai Syam-nya bangsa Arab dan Islam.
Syaikh Dr. Aiman azh-Zhawahiri mengatakan: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kalian, wahai para perwira yang tangguh. Kalian telah mempersembahkan ketauladanan dan menjelaskan kepada bangsa Arab dan umat Islam banyak pelajaran tentang pengorbanan, ketegaran berjuang, dan perlawanan terhadap kezaliman. Bagaimana tidak, sedangkan kalian adalah putra-putra Syam. Negeri ribath, jihad, dan mati Syahid. Negeri Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin Jarrah RA, al-Awza’i, Nuruddin Zanki, Shalahudin al-Ayyubi, Ibnu Taimiyah, Izzuddin al-Qasam, dan Marwan Hadid, semoga Allah merahmati mereka semua. Bukankah engkau adalah Damaskus,
Wanita yang merawat dan menyusui Islam
Penuh bakti tiada kedurhakaan
Shalahudin mahkota keindahanmu
Tiada hiasan seindah dirinya”
Wahai penduduk Suriah yang mulia…
Revolusi kalian adalah revolusi Islami. Musuh-musuh kalian akan berusaha menyelewengkannya agar tidak menjadi revolusi Islam. Jika tujuan-tujuan revolusi kalian tidak Islami, tidak bersumber dari ajaran-ajaran Islam, dan tidak mengharapkan balasan di sisi Allah semata niscaya segenap pengorbanan kalian akan lenyap sia-sia diterbangkan oleh angin. Allah hanya akan menolong hamba-hamba-Nya jika mereka menolong agama-Nya dan tulus ikhlas dalam berjuang di jalan-Nya.
Saya berdoa kepada Allah semoga Allah memenangkan kalian, meneguhkan hati kalian, menerima para syuhada’ kalian, mengobati korban-korban luka kalian, dan membebaskan orang-orang yang tertawan oleh musuh. Saya juga berdoa kepada Allah semoga Allah menghukum Bashar, antek-anteknya, pendukung-pendukungnya, dan seluruh taghut lainnya.
Saudara kalian, Asadul Jihad ats-Tsani
13 Ramadhan 1432 H / 13 Agustus 2011 M
Translate by: Muhib al-Majdi
International Jihad Analysis
http://www.arrahmah.com
filter your mind, get the truth
Bersambung insya Allah…