LONDON (Arrahmah.id) – Rishi Sunak, perdana menteri baru Inggris, bersalah karena menggunakan retorika diskriminatif terhadap Muslim, dan di bawah pemerintahannya, “lebih banyak diskriminasi” menunggu Muslim, menurut seorang ilmuwan politik Inggris, seperti dilaporkan Anadolu (15/11/2022).
Suella Braverman, pilihan Sunak untuk Menteri Dalam Negeri, mendapat kecaman akhir bulan lalu setelah mencap orang-orang yang mencari suaka di Inggris -banyak dengan kulit lebih gelap, seringkali dari negara-negara Muslim- sebuah “invasi,” tapi dia tetap di posnya, meskipun ada catatan xenophobia.
Pernyataan Braverman serta pernyataan Sunak tentang Islam dan ekstremisme menunjukkan arah kebijakan imigrasi pemerintah, kata Muhammed Cagri Bilir dari University of Leeds’ School of Politics and International Studies.
“Ketika Sunak meluncurkan kampanye untuk kepemimpinan konservatif (menjadi perdana menteri), dia menghasilkan wacana seperti perang melawan ‘ekstremisme Islam’ dan menyamakan Islam dengan terorisme,” kata Bilir kepada Anadolu.
“Dia dikritik karena mengabaikan tuntutan para deputi Muslim untuk mengambil sikap tegas terhadap Islamofobia. Akibatnya, dia menerima banyak reaksi,” katanya.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan Islamofobia marak di dalam Partai Konservatif yang berkuasa, dan Boris Johnson, yang mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Juli ini, dikenal karena membuat pernyataan Islamofobia.
“Tidak banyak yang akan berubah selama masa Sunak,” tambah Bilir, memperingatkan bahwa sebenarnya “kita memasuki periode di mana lebih banyak diskriminasi menunggu umat Islam.”
“Dalam pendekatan pemerintah Sunak terhadap imigrasi, pencari suaka dikategorikan, dan dibedakan apakah mereka benar-benar lolos dari pelanggaran HAM atau datang hanya dengan motif ekonomi,” jelasnya.
“Keabsahan permintaan suaka dari mereka yang datang dengan kapal, terutama melalui Prancis, sedang dipertanyakan,” tambahnya.
Bilir mengatakan bahwa mereka yang mencari suaka di Inggris akan diperiksa secara ketat di bawah rencana Rwanda, sebuah rencana kontroversial yang diumumkan oleh Johnson April ini untuk mengirim orang yang mencari suaka di Inggris ke negara kecil Afrika di Rwanda untuk menunggu keputusan.
Pada 24 Oktober, Sunak menggantikan Liz Truss, perdana menteri dengan masa jabatan terpendek di Inggris, yang hanya menjabat selama 44 hari.
Sunak, asal India, membuat sejarah sebagai perdana menteri pertama negara itu dari latar belakang Asia. (haninmazaya/arrahmah.id)