JAKARTA (Arrahmah.com) – Polisi diminta agar tidak mengklaim pelaku penembakan di Solo, Jawa Tengah adalah teroris. Demikian disampaikan pengamat intelijen Mardigu Wowiek Prasantyo.
Menurut Mardigu, pelaku yang melancarkan aksinya di Solo hanyalah kelompok individual kecil. “Jangan berasumsi itu langsung teroris, stop memberikan label itu teroris, stampel atau cap bahwa itu teroris hanyalah asumsi-asumsi saja,” kata Mardigu, Minggu (2/9) seperti dikutip tribunnews.
Sedangkan teroris, kata Mardigu, melancarkan aksinya secara terorganisi dan memiliki tujuan yang besar. Mardigu mengatakan kejadian beruntun di Solo tersebut terlihat pelaku tidak memiliki strategi perang.
“Ini hanyalah ulah segelintir individual baru, bisa dibilang ini macho man, si pelaku juga tidak menyatakan ini teroris islam, bayangkan si pelaku berumur 19 tahun,” imbuhnya.
Seperti diketahui dalam aksi baku tembak di Jalan Veteran, Surakarta, Jumat (31/8/2012) malam. Dalam penyergapan tersebut anggota Densus 88 Anti Teror Polri Bripda Suherman tewas terkena tembakan teroris, sementara pengendara motor yang disergap Farhan dan Mukhlis pun gugur diterjang peluru Densus 88. Dan satu orang bernama Bayu kini menjalani pemeriksaan setelah ditangkap. (bilal/arrahmah.com)