ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berusaha untuk mengecilkan tuduhan genosida terhadap Uighur pada pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Senin (21/3/2022) di Islamabad.
Dia mengatakan bahwa kehadirannya di sesi tersebut mencerminkan keinginan kuat Beijing untuk bersekutu dengan negara-negara Islam.
“Kerja sama antara Cina dan negara-negara Islam memiliki potensi yang sangat besar, keuntungan yang saling melengkapi dan ruang yang luas,” katanya.
Tetapi Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Avuşoğlu mengangkat penderitaan orang-orang Uighur di sesi OKI, yang berlangsung hingga Rabu (23/3).
“Di Cina, Uighur dan Muslim lainnya, mengalami kesulitan melindungi hak-hak agama dan identitas budaya mereka,” katanya, dilansir RFA.
Dia bertanya apakah benar mengabaikan situasi Uighur.
“Kami tidak ingin negara-negara Muslim memiliki masalah dengan negara-negara ini, sebaliknya, kami ingin hubungan baik kami dengan negara-negara itu untuk memperbaiki situasi umat Islam,” kata Avuşoğlu.
“Kami tahu bahwa kami di sini dalam satu misi dengan OKI, OKI ada karena kami memiliki misi yang sama, tugasnya adalah menjadi suara kolektif untuk Dunia Muslim,” imbuhnya.
Sementara itu, kelompok advokasi hak-hak Uighur mendesak OKI, sebuah organisasi antar pemerintah dari 57 negara anggota yang berfungsi sebagai “suara kolektif dunia Muslim,” untuk mengutuk genosida Uighur dan lainnya di Xinjiang.
“Sama sekali tidak pantas bagi sebuah organisasi yang mengaku mendukung Muslim di seluruh dunia untuk mengundang pemerintah yang bertanggung jawab menghapus ekspresi keagamaan bagi Muslim Uighur, genosida langsung dan perang habis-habisan terhadap Islam di tanah air Uighur,” kata Omer Kanat, eksekutif direktur Proyek Hak Asasi Manusia Uighur di Washington, AS.
“OKI dengan malu-malu diam tentang perlakuan Cina terhadap Uighur dan masyarakat Turki lainnya dalam beberapa tahun terakhir, meskipun menyatakan keprihatinan publik atas perlakuan terhadap Muslim di negara lain,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Dolkun Isa, presiden Kongres Uighur Dunia juga mengkritik kehadiran Wang dan mendesak OKI untuk membela Uighur.
“Jika OKI berusaha untuk menjadi suara yang dapat dipercaya dari dunia Muslim, ia tidak dapat terus menutup mata terhadap penderitaan jutaan Uighur dan Muslim Turki lainnya di Turkistan Timur,” katanya, menggunakan nama kesukaan orang Uighur untuk menyebut Xinjiang. (rafa/arrahmah.id)AFP