JAKARTA (Arrahmah.com) – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tengah memberlakukan status waspada pasca-penangkapan tiga tokoh terkait gerakan ‘terorisme’.
Menanggapi hal itu, pengamat terorisme dari The Community of Ideological Islamict Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya mengatakan, potensi serangan terhadap Densus 88 oleh kelompok teroris terbilang kecil.
“Potensi aksi teror balas dendam karena para petinggi mereka ditangkap pada intensitas yang rendah,” kata Harits, Sabtu (20/11/2021), lansir Harian Terbit.
Dia menilai, sekalipun ada serangan itu dilakukan oleh kelompok di luar Jamaah Islamiyah. Serangan ini menurutnya sebagai peringatan terhadap aparat penegak hukum.
“Dilakukan oleh lone wolf dengan kualitas aksi ecek-ecek. Tapi motifnya tidak jauh dari kemarahan dan dendam terhadap aparat kepolisian. Lone wolf bisa dilakukan oleh siapa saja yang respek terhadap nasib tokoh-tokoh yang di tangkap,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan pihaknya mewaspadai serangan balasan atas penangkapan Ustadz Farid Okbah, Ustadz Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al Hamat.
(ameera/arrahmah.com)