(Arrahmah.com) – Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Center for Strategic Communication di Arizona State University (ASU), Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa perjuangan Al-Qaeda selama ini sebenarnya hanyalah bentuk pembelaan terhadap keyakinan mereka, bukan untuk menghancurkan peradaban Barat atau dengan kata lain bukan untuk melakukan aksi terorisme yang selama ini Barat klaim secara sepihak.
Studi yang dipaparkan di Daily Mail, Senin (10/7/2012), mengatakan bahwa Mujahidin Al-Qaeda bukan ingin menghancurkan Barat, melainkan hanya untuk mempertahankan diri.
Meskipun argumen ini ditentang oleh beberapa pihak dan dianggap provokatif, para akademis ASU dengan tegas mengatakan bahwa kelompok semacam Al-Qaeda secara luas hanya untuk mempertahankan diri.
Studi ini, yang menganalisa 2.000 teks propaganda dari Al-Qaeda dan kelompok-kelompok Islam lainnya yang dianggap “ekstrim”, mengatakan bahwa tujuan kelompok-kelompok ini sebenarnya adalah bentuk pertahanan diri.
Para pengamat ini meninjau kutipan ayat-ayat Al-Qur’an, yang menguatkan argumen bahwa para “ekstrimis” berjuang untuk mempertahankan keimanan mereka dan berharap untuk berjihad.
Menurut para pengamat ini, ayat dari Al-Qur’an yang terkenal menjadi landasan dasar perjuangan Al-Qaeda ternyata lebih sedikit dari yang mereka perkirakan.
Seperti ayat ke-5 dari surat At-Taubah (9) yang artinya, “…maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka..” membuat para pengamat ini terkejut dan berpendapat bahwa ayat ini hanya digunakan tiga kali oleh Al-Qaeda.
Para pengamat juga mengumpulkan lebih dari 1.500 katalog yang dikutip dari Al-Qur’an yang digunakan para “ekstrimis” untuk menguatkan argumen mereka, kemudian menelaah surat dan ayat yang mewakili.
“Kami terkejut pada penggunaan ayat pedang yang sangat terbatas,” kata Bennett Furlow, seorang asisten pengamat dan salah satu dari tiga penyusun hasil studi ini.
Selama ini, Barat menganggap bahwa kelompok Islam bertekad untuk menguasai dunia dengan berlandaskan ayat tersebut, dan para pengamat ini menemukan hal yang tidak signifikan.
“Temuan ini menyangkal konsep pertentangan peradaban (a clash of civilization),” kata pemimpin studi Jeff Halverson, profesor di Liberal Arts and Sciences di ASU.
“Apa yang para ‘ekstrimis’ sebenarnya katakan kepada umat Islam adalah, masyarakat kami sedang diserang dan Allah akan membela kita jika kita memiliki iman dan keberanian,” kata Halverson.
Namun Halverson tetap menganggap kredibilitas mereka akan rusak jika mereka (Barat) mengakui bahwa Al-Qaeda dan kelompok sepertinya sebagai para penakluk kejahatan sebagaimana kaum Muslimin, menurutnya, menganggap Mujahidin sebagai penolong dan pahlawan. (siraaj/arrahmah.com)