William Hunsaker, anggota pasukan AS memberikan kesaksian di pengadilan militer atas kasus Ray Girouard, bahwa komandannya itu telah memerintahkan untuk membunuh sejumlah tahanan Irak.
“Mereka akan memotong tali-tali itu, katakan pada mereka untuk lari, lalu tembak mereka,” kata Hunsaker menirukan perintah Girouard.
Girouard, 24, yang berpangkat sersan ini merupakan tentara senior dari Pasukan Terjung Payung Divisi ke-101 yang paling akhir diadili dalam kasus pembunuhan sejumlah tawanan Irak dalam sebuah penyerbuan ke tempat yang dicurigai sebagai kamp pejuang Irak di dekat kota Samarra, pada Mei 2006.
Hunsaker dan rekannya, prajurit satu Corey Clagett sudah terlebih dahulu diadili dan terbukti bersalah telah membantu pelaku pembunuhan tersebut. Keduanya divonis hukuman kurungan selama 18 tahun di penjara militer.
Dalam kesaksiannya di pengadilan militer AS, Selasa (13/3), Hunsaker bersaksi bahwa setelah pasukan menangkap tiga orang Irak sebagai tawanan, Girouard mengatakan bahwa pimpinan kelompok mereka marah karena para tahanan masih hidup.
Kemudian, ia dan Clagett memisahkan ketiga tawanan itu dari pasukan. Hunsaker membuka penutup mata tawanan, dan Clagett dalam bahasa Arab menyuruh para tawanan itu lari.
“Saya menembaknya (tawanan pertama) tepat di bagian jantungnya. Saya menembak dari kanan ke kiri. Saya membidik dengan posisi yang sama, ke arah jantung dan kepala,” tutur Hunsaker.
Ia melanjutkan, setelah para tawanan ditembak, Girouardmenggoresnya dengan pisau lipat. Sehingga terkesan Hunsaker membela diri dari para tawanan itu. “Supaya kelihatannya lebih baik,” begitu kata Girouard.
Saksi lainnya, prajurit Bradley Mason juga mengaku mendengar Girouard memberikan perintah pada Hunsaker untuk membunuh tawanan Irak itu.
Kuasa hukum Girouard, Anita Gorecki dalam pernyataan pembukanya menyatakan, bahwa kliennya itu tidak pernah memerintahkan menembak para tawanan. Girouard, kata Gorecki, bahkan berusaha membantu untuk merahasiakan kasus tersebut.
“Dia sadar mereka membunuh para tawanan. Tapi pada saat itu, ya, dia memutuskan untuk membantu anggota pasukannya,” kata Gorecki. (ln/aljz)