(Arrahmah.com) – Salah seorang mantan petinggi kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Yaman, mengungkapkan sebuah pengakuan setelah ia menyatakan diri bertaubat meninggalkan ISIS dan kemudian kembali ke Al-Qaeda.
Dalam kesaksian ini, Abu AbduRazzaaq menyatakan bahwa ia menyadari dirinya telah terjerembab ke dalam kepalsuan ISIS. Ia bersaksi bahwa selama ia dan sejumlah ikhwan lainnya bergabung dengan ISIS, mereka telah belajar berbohong, menipu, memata-matai, mengafirkan, menyuburkan kebencian, ekstremisme, dan hal-hal dengan yang, oleh Allah, disebut sebagai sifat merusak (kefasikan).
Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa hampir setiap hari telinga mereka dijejali dengan berbagai tuduhan, hasutan dan pengafiran terhadap Al-Qaeda. Padahal di sana mereka berada di wilayah yang diatur dan dikendalikan oleh Mujahidin Al-Qaeda yang justru memperlakukan mereka secara baik dengan tidak pernah menahan diri mengulurkan bantuan kepada mereka.
Ia pun menegaskan bagaimana mungkin ISIS bisa mendeklarasikan kekhalifahan di Yaman sementara tidak ada satupun wilayah di Yaman yang berada di tangan mereka.
Dalam setiap pernyataannya, ia membahas setiap masalah berdasarkan apa yang ia lihat dan dengar. Ia menyeru kepada semua saudara-saudara untuk membacanya dengan agama dan keikhlasan untuk memperoleh kebenaran.
Berikut terjemah bagian pertama untaian kalimat kebenaran yang disampaikan oleh mantan petinggi ISIS tersebut selengkapnya, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Ahad (29/11/2015).
Untaian Kalimat Kebenaran (Bagian Pertama)
Oleh: Abu AbduRazzaaq
Salah seorang mantan anggota ISIS cabang Yaman yang bertaubat dan kembali ke pangkuan Al-Qaeda
Dalam kesempatan ini, saya akan mengatakan kebenaran setelah saya terjerembab ke dalam kepalsuan dan mengetahui hakikat kepalsuan itu dari dekat, sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khatthab Radhiallahu Anhu ketika ditanya tentang seorang lelaki yang tidak tahu apa-apa tentang kejahatan. Umar menjawab “Dia lebih mungkin untuk jatuh ke dalamnya”.
Dalam setiap pernyataan yang saya kirim, saya akan membahas setiap masalah berdasarkan apa yang saya lihat dan dengar, saya juga tidak akan mengungkapkan hal-hal yang seharusnya dirahasiakan, tetapi saya akan menjelaskan hal-hal yang memang pantas diketahui oleh semua pihak, dan saya menyeru kepada saudara-saudara saya untuk membacanya dengan agama dan keikhlasan, dan melihat apa yang saya katakan, apakah benar atau salah? Jika benar maka tidak ada pilihan lain kecuali kembali kembali kepada Kebenaran, dan Allah Subhabahu wa Ta’ala berfirman, “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyaat: 55)
Hal yang kami sesali, selama kami mengikuti Jamaah Daulah/ISIS di Yaman, kami telah belajar berbohong, menipu, memata-matai, mengafirkan, menyuburkan kebencian, ekstremisme, dan hal-hal dengan yang, oleh Allah, disebut sebagai sifat merusak (kefasikan). Persaudaraan di antara kita berakhir dengan kata pemutus yang berkedok Syariah Allah yang digunakan sebagai alasan. Kami juga mengafirkan orang-orang dengan alasan yang sama, hati kami menyempit dengan kebencian terhadap Al-Qaeda. Kami juga didoktrin untuk tidak perlu khawatir kepada apapun kecuali mereka.
Hampir setiap hari telinga kami dijejali dengan berbagai tuduhan, hasutan dan pengafiran terhadap Al-Qaeda. Hal tersebut membuat sempit hati saya dan meningkatkan kebencian kami terhadap Al-Qaeda. Mereka mengatakan, “Al-Qaeda melakukan ini dan mereka melakukan itu, dan Al-Qaeda akan melakukan ini dan itu.” Dan salah satu hal yang biasa mereka gunakan untuk mencuci otak kita adalah perkataan bahwa Al-Qaeda telah mencapai Tamkin (menguasai) wilayah Al-Mukallah tetapi mereka tidak mengatur Al-Mukallah dengan Syariah Islam, pada saat itu hati saya ingin membantah pernyataan tersebut, tetapi sayangnya saya tidak bisa menyatakan hal tersebut.
Jika Al-Qaeda tidak menegakkan Syariah Islam secara total di Al-Mukallah maka (sebagaimana yang saya lihat) adalah wajar jika mereka tidak menyatakan diri sebagai kekhalifahan dan tidak pula mengklaim telah meraih Tamkin/kekuasaan. tidak sebagaimana kami, (yang bahkan tidak menguasai satu wilayah pun) tetapi menjadi orang-orang yang mendeklarasikan sebuah kekhalifahan, yang berdasarkan Manhaj (Metodologi) Nabi sebagaimana yang kami klaim.
Sungguh naif, bagaimana mungkin kami bisa mendeklarasikan kekhalifahan di Yaman sementara tidak ada satupun wilayah di Yaman yang berada di tangan kami, melainkan berada di tangan Abdu Rabbi Mansour Hadi, Syiah Houtsi, Al-Islah (partai Islam Yaman), Al-Qaeda, kekuasan kabilah dan suku serta Al-Hirak (Pergerakan Politik Yaman Selatan).
Demikianlah, Al-Qaeda secara jujur menyadari bahwa mereka tidak mampu menegakkan Syariah Islam secara total di Al-Mukallah, maka hal pertama yang mereka lakukan adalah tidak tergesa-gesa mendeklarasikan kekhalifahan atau mengklaim telah memiliki kekuasaan secara lengkap (Tamkin). Al-Qaeda bahkan mengatakan secara jelas bahwa mereka hanyalah sebuah kelompok gerilyawan yang melaksanakan Syariah Islam sesuai batas kemampuan dan kekuatan mereka, dan bahwa mereka masih berada di jalan dakwah dan jihad, serta bahwa mereka belum mencapai buah Dakwah dan Jihad.
Dan sebagaimana yang diketahui, orang yang tergesa-gesa untuk meraih sesuatu sebelum waktunya, maka ia justru akan kehilangan sesuatu yang ia usahakan tersebut. (1)
Demikianlah yang terjadi pada kami, kami (ISIS) tergesa-gesa menyatakan Khilafah dan menuduh mereka yang tidak memberikan baiat mereka kepada kami, (sungguh ini sangat kami sesali), sebagai orang-orang yang rusak (fasik), para pelaku bid’ah, kami bahkan mengafirkan mereka yang tidak memberikan baiat kepada kami.
Mengherankan juga bahwa banyak dari kami yang mengafirkan Al-Qaeda dalam pertemuan-pertemuan yang kami adakan secara rahasia sementara pada saat yang sama kami berada dan bermukim di wilayah mereka. Selanjutnya, Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala! Sebagian dari kami bahkan mengirim orang untuk meminta bantuan kepada Al-Qaeda di depan mata saya, dan Al-Qaeda tidak pernah menahan diri untuk mengulurkan bantuan kepada kami. Saya juga selalu bertanya kepada diri saya sendiri, “Bagaimana mungkin kami bisa mengatakan bahwa Al-Qaeda tidak menerapkan Syariah di Al-Mukallah, sementara kami hidup dan bermukim di wilayah ini?” Bukankah ini berarti bahwa kami hidup dan bermukim wilayah orang kafir (Dar Al-kufur), jadi bagaimana kami bisa kita tinggal di sana? Kenyataannya adalah, jika kami akan meninggalkan Hadramout, maka di mana kami akan menemukan tempat untuk menegakkan Syariah? Semua ini karena setiap wilayah di Yaman memiliki penguasa yang memerintah wilayah tersebut.
Jadi dimanakah kekhalifahan itu dan di mana Metodologi Manhaj Nabi yang mereka klaim itu? Serta di manakah kekuasaan dan kekuatan yang akan melindungi kekhalifahan dan manhaj Nabawi ini? Di manakah tanah orang-orang mukmin itu (Dar Al-Mukminin)? Saya takut jika kami telah memperolok-olok ayat-ayat Allah seperti yang dikatakan oleh salah seorang saudara kami, tanpa kami sadari.
Ketika Allah menyebut Nabi Daud dengan sebutan Khalifah, Allah Ta’ala menghubungkan sebutan itu dengan kekuasaan yang memerintah manusia. Dia berfirman:
“Wahai Daud! Sesungguhnya engkai Kami jadkan Khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil!” (Shaad: 26)
Jadi di manakah tanah yang benar-benar menjadi daerah kekuasaan kami? Bukankah pada kenyataannya, Ibukota Yaman (Sana’a) sendiri berada di dalam genggaman Rawafid yang menindas Ahlu Sunnah dengan keras. Jadi, dimanakah kekhalifahan dan tentara kekhalifahan, dan di mana hak-hak rakyat yang seharusnya kami layani dan lindungi? Kapankah kami menghilangkan penindasan terhadap kaum Muslimin, dan melindungi otoritas Negara Islam yang kami aku-akui telah berada di Yaman? Bukankah pada kenyataannya orang-orang di Sana’a justru tidak tahu apa-apa tentang apa yang kita namakan khilafah atau khalifah ini, mereka bahkan menganggap bahwa aksi bom bunuh diri di Masjid Syiah ini dilakukan oleh Al-Qaeda (padahal, kami [ISIS] lah pelakunya)
Dan saya ingin bertanya kepada Khilafah atau gubernur mereka di Yaman, meskipun fakta menyatakan bahwa tidak ada yang satupun yang mengenalinya, saya ingin bertanya, “Berapa besar jumlah warga sipil di bawah perawatan Anda?”, “Berapa banyak orang yang miskin dan apa kebutuhan mereka?”, dan “Bagaimana tentang orang-orang tertindas yang membutuhkan seseorang untuk membela mereka melawan para penindas itu?” Kepada siapakah rakyat Sana’a harus mengadukan beratnya penindasan yang mereka alami? Demikian juga para penduduk Aden, Hadramout, Al-Baydhaa, Shabwah, Al-Hadidah, Umran, Sa’ad, Al-Jawf, dan Ma’rib? Di manakah gubernur, di mana para hakim, di mana para prajurit, dan di mana Bait Al-Maal kaum Islam? Wahai gubernur, wahai Khalifah, apakah kalian membantu kaum yang tertindas? Dan apakah kalian menolong para fakir miskin dengan tangan kalian? Apakah ibu kota Negara Islam, Sana’a, diperintah oleh Syariah Allah ataukah justru diperintah oleh Syariah Khomeini? Jika diperintah dengan Syariah Khomeini dan konstitusi Perancis, maka mengapa engkau berbohong dan mengatakan kepada orang-orang bahwa ini adalah pemerintahan berdasarkan Syariah Allah di bumi, sementara Daulah yang kalian klaim itu lemah dan lemah; Ini hanyalah sebuah nama tanpa makna. Allah berfirman: “Dan siapa yang bisa lebih jahat dari orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah?”
Ketika saya bermuhasabah diri dan bertanya pada diri saya, akhirnya saya menyadari dan saya benar-benar merasa sangat menderita, sedih dan sangat malu. Ini tidak hanya bohong tapi ini adalah sebuah kebohongan yang bercampur dengan hilangnya rasa malu. Nabi ﷺ bersabda: “Jika engkau tidak punya malu, maka berbuatlah semaumu.” (Shahih) Dan terakhir, jika ini adalah Khilafah yang berlandaskan Metodologi Nabi maka menurut saya, pernyataan seperti jelas-jelas telah menganiaya Nabi (ﷺ) dalam cara yang paling buruk, dan palsu yang menunjukkan bahwa ini adalah Manhajnya yang sebenarnya (Manhaj yang mengkhianati Nabi), sementara ini adalah kebohongan yang mengatasnamakan Metodologi Nabi (ﷺ), tidakkah mereka teringat dengan Sabda Nabi ﷺ yang mengatakan “Barangsiapa menceritakan kebohongan tentang aku, maka biarkan dia mengambil tempatnya di neraka.” (Shahih)
Ya Allah saya menyatakan bahwa saya tidak bersalah dari segala kebohongan ini, dan dari segala bentuk permainan dan upaya untuk mempermainkan ayat-ayat Engkau.
Catatan kaki:
1.) Ketika Al-Qaeda telah mengusir para thaghut dari Al-Mukallah, dan menjalankan kewajiban untuk memukul mundur dan mengusir musuh yang melampaui batas, dan menciptakan rasa aman di tengah masyarakat, dan ini adalah salah satu tujuan utama dari Syariah. Dan mereka menghukumi manusia dengan Syariah Allah, sebagiannya dengan penegakan vonis dan sebagian yang lain dengan jalan Ishlah dan perdamaian, dan sebagaimana yang diketahui bahwa Ishlah dan perdamaian adalah salah satu pintu terbesar dari penegakan Syariah. Dan beberapa hari yang lalu mereka menghancurkan sebuah kuil-kuil kemusyrikan setelah mereka menjelaskan kepada masyarakat dan masyarakat pun memahami landasan sikap dan tindakan mereka. Dan sebagainya.
(aliakram/arrahmah.com)