NEW DELHI (Arrahmah.id) – Pengadilan tinggi New Delhi pada Jumat (1/7/2022) mengecam juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) setelah pernyataannya tentang Islam membuat India jatuh ke dalam pertikaian diplomatik dan memicu protes besar.
Pengadilan mengatakan bahwa pejabat itu harus meminta maaf karena telah membuat suasana di negara semakin memanas.
Kemarahan melanda dunia Islam pada bulan lalu setelah juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma berkomentar selama debat TV tentang hubungan antara Nabi Muhammad dan istrinya Aisyah, dengan hampir 20 negara memanggil duta besar India mereka untuk penjelasan.
Demonstrasi juga meletus di sekitar Asia Selatan, dengan polisi membunuh dua demonstran di India, sementara minggu ini dua pria dituduh melakukan pembunuhan mengerikan terhadap seorang penjahit Hindu yang memposting dukungan untuk Sharma di Facebook.
“Dia dan lidahnya yang longgar telah membuat suasana negara semakin memanas,” kata Mahkamah Agung India dalam sidang prosedural atas beberapa tuntutan pidana yang diajukan terhadap Sharma.
“Wanita ini sendirian bertanggung jawab atas apa yang terjadi di negara ini,” tambahnya. “Dia harus meminta maaf kepada seluruh bangsa.”
Sejak komentarnya, Sharma telah menjadi sasaran beberapa keluhan polisi yang diajukan terhadapnya di seluruh India oleh anggota masyarakat.
Sementara keberadaan wanita berusia 37 tahun itu tidak diketahui, pengacaranya berada di pengadilan meminta agar kasus-kasus tersebut dikonsolidasikan di New Delhi, permintaan yang ditolak oleh pengadilan pada Jumat (1/7).
Sharma pada suatu waktu dipandang sebagai bintang yang sedang naik daun di BJP yang memerintah tetapi pernyataannya memaksanya untuk mengendalikan kerusakan.
Partai tersebut segera menskors juru bicara tersebut dari jabatannya dan mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa pihaknya menghormati semua agama.
Sejak berkuasa secara nasional pada tahun 2014, BJP di bawah Perdana Menteri Narendra Modi telah dituduh memperjuangkan kebijakan diskriminatif terhadap pemeluk agama Islam.
Kritikus juga mengatakan pemerintah telah memimpin tindakan keras terhadap kebebasan berbicara dan aktivis hak.
Minggu ini polisi menangkap jurnalis Muslim Mohammed Zubair, seorang kritikus vokal pemerintah yang telah membantu menarik perhatian pada pernyataan Sharma.
Dia ditangkap pada Senin (27/6) dan tetap dalam tahanan atas tweet empat tahun lalu tentang dewa Hindu yang menurut polisi telah menjadi subyek pengaduan oleh kelompok-kelompok Hindu. (rafa/arrahmah.id)