JENEWA (Arrahmah.id) — Tokoh Islam liberal, Tariq Ramadan, dibebaskan dari tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual oleh pengadilan Swiss.
Ramadan, yang merupakan warga Swiss, adalah cucu dari Hassan al-Banna, pendiri kelompoI khwanul Muslimin Mesir.
Dilansir Middle East Eye (24/5/2023), kasus ini berawal dari pengakuan seorang perempuan Swiss bernama Henda Ayari yang mengaku telah diperkosa oleh Ramadan di Hotel Jenewa pada tahun 2008.
Sebagai mantan salafi sekaligus penggemar Ramadan, perempuan itu memberi keterangan di pengadilan bahwa ia telah menjadi korban kekerasan seksual yang brutal, pemukulan, dan penghinaan.
Ayari mengatakan, peristiwa terjadi ketika ia diundang oleh akademisi Oxford tersebut untuk minum kopi setelah acara konferensi.
Ramadan (60) menghadapi ancaman hukuman tiga tahun penjara jika terbukti bersalah. Dia membantah seluruh tuduhan tersebut, tapi mengakui pernah menemui perempuan tersebut.
Kasus ini sangat kontras dengan karier pria yang pernah dipuji sebagai “bintang rock” dalam pemikiran Islam liberal ini.
Ketika Eropa berjuang melawan serangan teroris dan terjadi peningkatan sentimen anti-Islam, Ramadan muncul sebagai suara yang rasional — mengutuk terorisme, dan menolak hukuman mati. Ia juga ditolak masuk ke Tunisia, Mesir, Arab Saudi, Libia, dan Suriah karena dia mengkritik buruknya demokrasi di negara-negara tersebut.
Pada 2004, dia terpilih sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia dalam Majalah Time.
Pada 2007, Ramadan menjadi profesor studi Islam di St Anthony’s College Oxford. Dia juga punya banyak kritikus, khususnya di Prancis, di mana sejumlah akademisi terkemuka menuduhnya dengan antisemitisme.
Tapi pada 2017, kariernya redup ketika dia dituduh melakukan pemerkosaan oleh seorang perempuan Prancis.
Ketika kasusnya ini muncul ke permukaan, makin banyak perempuan ikut melaporkan.
Pada 2020 dia menghadapi lima tuduhan pemerkosaan – empat di Prancis, dan satu di Swiss – dia menghabiskan sembilan bulan di penjara di Prancis sebelum akhirnya dibebaskan dengan masa percobaan. Ia secara konsiten membantah seluruh tuduhan tersebut.
Kasus di Swiss adalah kasus pertama yang masuk ke persidangan, dan ruang persidangan di Jenewa sangat tegang.
Ramadan menjadi sorotan kamera jurnalis saat tiba di persidangan. Sementara itu, perempuan yang menggunakan nama Brigitte – untuk melindungi identitasnya – meminta sebuah layar dipasang dalam ruang sidang, sehingga ia tidak perlu melihat pria yang dituduh memperkosanya.
Dia menggambarkan serangan yang dituduhkan itu secara rinci, dan ia mengaku khawatir akan mati.
Ramadan mengakui telah bertemu dengan perempuan itu di kamar hotelnya, tapi membantah melakukan kekerasan. Dia mengatakan semua tuduhan yang ditujukan kepadanya bermotif politik dan dirancang untuk mendiskreditkannya.
Tim pengacara Ramadan juga mempertanyakan kejujuran perempuan yang mengaku telah diperkosa itu, dengan menyinggung keterangan yang tidak konsisten seputar tanggal serangan terhadapnya.
Keluarga Ramadan ikut mendukung argumentasi tersebut. Anaknya, Sami, yang menempatkan ayahnya “mengambil peran dalam perdebatan Islam di Prancis”, mengatakan pada BBC pada 2019 bahwa kasus yang dihadapi ayahnya itu “dimotivasi oleh alasan lain, yang menurut kami politis.”
Pandangan tersebut didukung oleh puluhan tokoh terkenal lainnya, termasuk filsuf Amerika Serikat Noam Chomsky, dan produser film Inggris, Ken Loach. Mereka ikut menandatangani sebuah surat terbuka yang mempertanyakan apakah Ramadan akan menerima proses hukum yang adil, dengan asas praduga tak bersalah.
Di Pengadilan Swiss, jaksa penuntut umum bersikeras bahwa Brigitte tidak mungkin merekayasa serangan yang dituduhkan, atau mampu menceritakan hal ini kepada hakim secara rinci.
Tim pengacara Ramadan juga bersikeras kliennya tidak bersalah, dan menggambarkan tuduhan terhadapnya sebagai “gila”.
Dalam pernyataannya di pengadilan, Ramadan meminta agar tidak diadili atas “ideologi yang dia anut atau yang diduga dia anut”.
Setelah satu minggu berunding, tiga hakim di Pengadilan Swiss menyatakan Ramadan tidak bersalah. Meskipun ia diputuskan tidak bersalah di Swiss, ini bisa jadi hanya satu dari beberapa persidangan yang akan dia hadapi ke depannya.
Di Prancis, tim jaksa masih mempertimbangkan apakah tuduhan yang diajukan terhadap Ramadan harus dibawa ke pengadilan.
Ramadan terus menyatakan dirinya tak bersalah dalam semua kasus yang dituduhkan, dan dia bersumpah untuk membersihkan namanya. (hanoum/arrahmah.id)