WINA (Arrahmah.com) – Pengadilan Austria membebaskan politisi ekstrim kanan dari gugatan dan hasutan sejumlah pihak pada hari Jumat (14/10/2011), dan memutuskan bahwa sebuah games online anti-masjid yang digunakan dalam kampanye pemilihannya tidak mendorong kekerasan terhadap umat Islam dalam kehidupan nyata, lansir Al Arabiya.
Wakil ketua Partai Kebebasan, Gerhard Kurzmann, menggunakan permainan dalam upayanya menjadi gubernur provinsi Styria tenggara pada tahun 2010, meskipun ia ternyata gagal dalam pemilihan tersebut.
Jaksa penuntut menuduh dia menghasut kebencian agama dan menghina agama Islam melalui permainan.
Permainan yang bernama “Moschee Ba Ba!” (Selamat Tinggal Masjid!) membiarkan para penggunanya menembak kartun masjid dan Muslim memunculkan diri dengan latar tempat yang sangat indah.
Otoritas kehakiman memaksa Partai Kebebasan untuk menutup situs games ini memicu kritik tajam dari kubu Sosial Demokrat dan Partai Hijau Austria, serta masyarakat Islam dan Katolik Roma.
“Kampanye semacam ini tidak sampai menghasut dan saya yakin bahwa Partai Kebebasan tidak berniat melakukannya,” kata Hakim Christoph Lichtenberg di pengadilan Graz dalam sambutannya yang disiarkan oleh kantor berita nasional APA.
Kantor kejaksaan berencana untuk mengajukan banding.
Permainan ini dikembangkan oleh perusahaan Swiss yang juga pernah mengembangkan kampanye anti-Muslim dan anti-imigrasi untuk partai ekstrim kanan, Partai Rakyat Swiss. Penciptanya, Alexander Segert, juga dibebaskan oleh pengadilan.
Partai Kebebasan, yang sangat anti-imigran, mengatakan ingin memulai sebuah perdebatan tentang masjid tetapi tidak mendorong orang untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap Muslim.
“Pertanyaan apakah masjid harus dilarang sedang dibahas di seluruh Eropa dan perdebatan itu benar-benar sah,” kata Partai Kebebasan dalam sebuah pernyataan.
Partai Kebebasan adalah partai oposisi terbesar Austria dan telah mendapatkan posisi yang cukup diperhitungkan dalam jajak pendapat sebelum pemilu 2013. Pada tingkat nasional, partai ekstrim ini telah berusaha mendesak pemerintah melarang cadar/niqab/burqa dan masjid yang memiliki dengan menara.
Kurang dari 2 persen dari populasi Styria adalah Muslim, menurut laporan APA, dan provinsi ini sama sekali tidak memiliki masjid dengan menara.
Ada sekitar setengah juta penduduk Muslim di Austria, negara yang mayoritas penduduknya adalah Katolik Roma, dari total penduduk delapan juta orang. (althaf/arrahmah.com)