WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang hakim AS, Ricardo Urbina, telah menolak semua dakwaan terhadap lima tentara bayaran yang berhimpun di bawah perusahaan keamanan swasta Blackwater atas pembunuhan warga sipil Irak tidak bersenjata di persimpangan Baghdad yang ramai pada tahun 2007.
Urbina mengatakan pada hari Kamis (31/12) bahwa para jaksa departemen keadilan AS tidak bisa mengajukan kasus terhadap pihak-pihak yang sudah diberikan kekebalan hukum.
Dia menambahkan penjelasan pemerintah sangat bertentangan, tidak bisa dipercaya dan kurang kredibel.
Penembakan September 2007 di Nisoor Square menyebabkan 17 orang Irak tewas dan meninggikan sentimen anti-Amerika di luar negeri.
Pemerintah Irak ingin para tentara bayaran itu diadili di Irak dan para pejabat AS meyakinkan bahwa sistem peradilan AS akan dengan cermat menangani kasus ini.
Dean Boyd, juru bicara departemen keadilan AS, mengatakan pihaknya jelas kecewa dengan keputusan pengadilan.
Jaksa penuntut bisa mengajukan banding terhadap dan Boyd mengatakan departemennya masih dalam proses meninjau pendapat dan mempertimbangkan pilihan.
Hakim memang mengatakan bahwa kasus ini dapat dibawa kembali ke pengadilan tanpa prasangka tapi akan sulit bagi departemen untuk membangun keadilan tanpa menggunakan pernyataan tergugat.
Perpanjangan Kontrak
Blackwater Worldwide, yang dibayar untuk menjaga diplomat AS di Irak pada waktu itu, telah mengubah manajemen dan namanya menjadi Xe Services.
Meskipun telah melakukan serangkaian penyelidikan pasca penembakan mematikan itu dan meski pemerintah Irak melarang perusahaan tersebut, departemen luar negeri Amerika Serikat tetap memperpanjang kontrak dengan sebuah anak perusahaan dari Xe Services pada bulan September untuk terus memberikan keamanan diplomat AS di negara itu.
Lima tentara bayaran: Donald Ball, Dustin Heard, Evan Liberty, Nick Slatten dan Paul Slough, yang semuanya pernah tergabung dalam militer AS, telah dituntut dengan tuduhan pembunuhan dan penyalahgunaan senjata, yang mengharuskan mereka dihukum 30-tahun penjara.
Para pengacara kelima penjahat itu mengatakan bahwa mereka sangat senang mendengar keputusan pengadilan setelah yang berwenang melakukan pengawasan terhadap gerak-gerik mereka selama dua tahun.
“Sangat menyenangkan bagi kami untuk merayakan Tahun Baru seperti itu,” kata pengacara Bill Coffield, yang mewakili Liberty.
“Ini benar-benar memperkuat keyakinan kami pada sistem pengadilan AS.”
Pengacara Ball, Steven McCool, mengatakan: “Rasanya seperti beban dunia telah diangkat dari bahu kliennya.”
“Dia (Ball) adalah pahlawan yang telah menghiasi perang yang tidak seharusnya didakwa,” tambahnya.
Urbina tidak mengatakan apakah penembakan itu tepat, ia hanya mengatakan bahwa pemerintah menggunakan bukti yang tidak semestinya untuk membangun kasus.
Setelah penembakan, Departemen Luar Negeri AS telah memerintahkan para penjahat Blackwater itu untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Penyidik berjanji kepada mereka bahwa pernyataan mereka akan digunakan hanya untuk kepentingan penyelidikan internal dan tidak akan digunakan dalam kasus kriminal.
Kekebalan semacam ini seperti sudah menjadi kesepakatan umum di departemen kepolisian.
Namun, pengadilan hari Kamis itu tidak memberikan penjelasan mengenai karyawan Blackwater yang ke-enam, Jeremy Ridgeway, yang telah mengaku bersalah karena membunuh orang Irak dan melukai lainnya. (althaf/alj/arrahmah.com)