XINJIANG (Arrahmah.com) – Seorang pengacara muda Muslimah Uighur di Provinsi Turkestan Timur (Xinjiang) China telah meninggal karena luka yang dideritanya akibat penyiksaan oleh otoritas China, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin, Sabtu (15/3/2014).
Gulnar Abdulahat diculik tahun lalu setelah diketahui bahwa ia telah membocorkan rekaman video dari percobaan salah satu kliennya yang dijatuhi hukuman mati.
Pengacara muda berusia 30 tahun tersebut mengeluh bahwa kliennya tidak menerima persidangan yang adil, dan dengan membocorkan rekaman ke internet, ia berhasil mempublikasikan perlakuan buruk terhadap kliennya.
Gulnar kemudian dikeluarkan dari persidangan, setelah video yang dibocorkan tersebut ditemukan dan dihapus. Dia kemudian ditangkap atas tuduhan separatisme.
Keluarganya meminta Gulnar Abdulahat untuk dikembalikan saat mengetahui bahwa ia sakit dan kesehatannya terus memburuk. Ketika ia dibebaskan, keluarganya mengatakan bahwa ia tidak sanggup berdiri, semua kukunya dicabut, wajahnya bengkak dan menderita luka di sekujur tubuhnya.
Beberapa hari kemudian pada tanggal 10 Maret Gulnar Abdulahat meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya. Menurut radio RFA, setelah kematiannya, pihak berwenang China juga menangkap orang tuanya, yang sampai saat ini masih berada dalam tahanan. Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’mannasir. (ameera/arrahmah.com)