JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepolisian Negara RI mengambil langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan balas dendam pascakabar syahidnya Syaikh Usamah dengan membnerlakukan status siaga ke seluruh wilayah.
“Polri tentunya harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan yang menjadi balas dendam,” kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol Ito Sumardi di Jakarta, Selasa (3/5/2011).
“Kita tidak mengatakan bahwa ini status siaga satu, tetapi tetap siaga. Semua tempat-tempat yang mungkin kepentingan-kepentingan negara asing harus kita lindungi selama di sini,” kata Ito.
Namun, Ito tidak menyampaikan secara pasti dari kelompok atau gerakan mana di Indonesia yang harus diwaspadai.
“Beberapa gerakan dan kelompok-kelompok yang selama ini terjadi tentunya harus kita waspadai bersama. Kepentingan negara asing atau warga asing menjadi tanggung jawab bagi Polri dan seluruh komponen masyarakat untuk mengamankan,” kata Ito.
Hal senada diungkapkan oleh Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen Pol Ondang Sutarsa Budhi mengatakan bahwa kepolisian daerah ini dalam keadaan siaga satu.
“Sampai kini kami masih siaga satu untuk antisipasi keamanan pascapengumuman tewasnya Osama di seluruh wilayah hukum Polda DIY,” kata Ondang Sutarsa usai menyerahkan hadiah kepada para pemenang Lomba Esai Tingkat Pelajar SMA/SMK dengan tema `Antisipasi Kemacetan Lalu Lintas Yogyakarta`, di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Yogyakarta, Selasa (3/5).
“Sejumlah titik rawan di daerah ini yang kemungkinan muncul aksi teror maupun anarkis sudah kami antisipasi dengan menempatkan anggotanya di titik rawan dan startegis, juga patroli keliling baik di kawasan keramaian maupun rawan kejahatan,”katanya.
Menurut dia tempat-tempat yang banyak konsentrasi wisatawan mancanegara (wisman) di Kota Yogyakarta, di antaranya hotel kelas bintang juga disiagakan petugas kepolisian dan yang rutin berpratoli adalah polisi wisata rutin.
Mengenai banyaknya temuan benda mencurigakan yang diduga bom, ia mengatakan pihaknya menghargai kecepatan masyarakat melaporkan kepada polisi tentang benda-benda mencurigan yang ditemukan di lingkungan mereka.
“Sekarang sudah begitu cepat masyarakat memberikan informasi kepada polisi jika ada benda mencurigakan,”katanya.
“Hedaknya masyarakat melaporkan jika ada orang baru yang sikapnya mencurigakan apalagi tertutup dengan para tetangganya. Papan peraturan yang biasanya dipasang di mulut gang-gang kampung/desa yaitu 1×24 jam tamu lapor hendaknya dilaksanakan. Hal itu untuk antisipasi tindak kejahatan,” katanya.
Menanggapi kabar dengan dikeluarkannya perintah siaga satu, Politisi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyesalkan sikap Kepolisian RI yang dinilai terlalu reaktif.
“Polisi terlalu over reaktif terhadap kematian Osama. Tidak perlu seperti itu lah,” kata Nurhayati saat dihubungi, Jakarta, Selasa (3/5).
Ia juga mempertanyakan sikap kepolisian yang terlalu over reaktif tersebut.
“Kenapa seperti itu? Apakah Indonesia ini benar-benar sarang teroris? Apa sangkut pautnya dengan berita kematian Osama tersebut? Indonesia adalah negara berdaulat, bermartabat. Malaysia saja tidak peduli dengan berita kematian Osama itu,” kata Nurhayati.
Nurhayati juga juga tidak yakin akan kebenaran tewasnya Osama Bin Laden.
“Saya gak yakin Osama tewas. Apa benar demikian, tewasnya dimana, jasadnya saja kita tidak tahu dan tak pernah diperlihatkan secara jelas,” kata Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI itu.
Nurhayati mengungkapkan, pernyataan Mabes Polri tersebut membuat suasana di tanah air semakin tak karuan. Apalagi Indonesia sedang menggelar KTT ASEAN. Indonesia butuh investor untuk membangun negeri ini. Seharusnya Polisi pandai-pandai, jangan sampai membingungkan masyarakat. (rasularasy/arrahmah.com)