ARAKAN (Arrahmah.com) – Pekan lalu Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoğlu, Emine Erdoğan (istri Perdana Menteri Turki) dan puterinya bersama tim bantuan kemanusiaan mengunjungi Arakan, Myanmar (Burma), untuk melihat langsung kondisi pengungsi Muslim Rohingya dan menyerahkan bantuan.
Pada saat tiba di salah satu kamp pengungsian Muslim Rohingya, rombongan Turki bertemu dengan Muslim Rohingya, dan beberapa berkesempatan untuk bersalaman dan berbicara dengan Davutoğlu dan Emine Erdoğan.
Salah satu momen yang paling mengharukan, hingga membuat Emine menangis, adalah seorang pria Muslim Rohingya mengadu kepada Erdoğan sambil menangis tentang keadaan mereka. Namun, entah sengaja atau tidak disengaja, pengaduan yang diucapan pria Rohingya itu disimpangkan, dihilangkan atau disensor oleh penerjemah resmi Burma, menurut orang-orang yang memahami bahasa Arakan.
Salah satu bagian kalimat yang salah diartikan adalah, saat pria Rohingya yang terus menangis itu mengatakan, “Kami (Muslim) telah ditindas dan didiskriminasi di sini.” Tetapi penerjemah itu hanya mengatakan, “kami butuh bantuan.”
Tentu saja konteks kalimat antara “Kami (Muslim) telah ditindas dan didiskriminasi di sini” dengan “kami butuh bantuan” berbeda makna dan informasi.
Menurut komunitas pro-Rohingya, ini bukti bahwa pemerintah Myanmar tidak ikhlas ketika mengundang delegasi internasional untuk mengetahui fakta sebenarnya.
Dengan demikian, seharusnya Muslim Rohingya dibantu penerjemah dari pihak mereka sendiri. Meskipun selama ini kehidupan mereka hampir terisolasi dari kehidupan bernegara, tetapi banyak dari kalangan mereka orang terpelajar yang memahami bahasa nasional Burma dan bahkan bahasa Inggris.
Di sisi lain, sebelum delegasi Turki bertolak ke Myanmar Davutoğlu mengatakan kepada para wartawan bahwa, “Pemerintah (di Myanmar) mengatakan jumlah kematian sekitar seratus, tetapi para pemimpin Muslim di Rakhine (Arakan), yang telah kami kontak, mengatakan kematian mencapai ribuan,” dikutip Onislam, ini salah satu bukti lain dari ketidakjujuran pemerintah Myanmar dalam memberikan fakta.
Video saat delegasi Turki mendatangi kamp pengungsian Rohingya
(siraaj/arrahmah.com)