ABU DHABI (Arrahmah.com) – Penerbangan komersial pertama “Israel” ke Uni Emirat Arab (UEA) akhirnya mendarat di Abu Dhabi pada Senin (31/8/2020) melalui wilayah udara Saudi.
Penerbangan El Al (LY971) yang menempuh waktu tiga jam ini membawa delegasi pejabat “Israel” dan Amerika Serikat termasuk menantu Donald Trump Jared Kushner dan Penasihat Keamanan Nasional “Israel” Meir Ben-Shabbat. Penerbangan tersebut diizinkan melintasi wilayah udara Arab Saudi, yang biasanya diblokir untuk lalu lintas udara “Israel”.
Kushner menggambarkan pengalamannya sebagai sebuah penerbangan damai bersejarah yang disaksikan oleh semua orang di Arab dan dunia Islam. Oleh karenanya pesawat ditempeli tulisan kata “damai” dalam bahasa Arab, Inggris, dan Ibrani.
“Ini adalah waktu yang penuh harapan dan saya percaya bahwa begitu banyak perdamaian dan kemakmuran mungkin terjadi di wilayah ini dan di seluruh dunia,” klaim Kushner dalam pernyataan yang dilansir kanto berita Anadolu Agency (31/8).
Meski disambut oleh banyak komunitas internasional, pengakuan UEA atas “Israel” tanpa prasyarat pembentukan negara Palestina dikecam oleh Palestina sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.
Sebagai imbalan atas hubungan resmi dengan UEA, Netanyahu setuju untuk menangguhkan rencana kontroversial untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki.
Sebelum UEA, Mesir dan Yordania adalah dua negara Arab lainnya di Timur Tengah yang secara resmi mengakui “Israel”, setelah menandatangani perjanjian perdamaian masing-masing pada tahun 1978 dan 1994.
Mauritania, anggota Liga Arab di barat laut Afrika, menjalin hubungan diplomatik dengan “Israel” pada 1999 tetapi memutuskan hubungan pada 2010. (Hanoum/arrahmah.com)