HELMAND (Arrahmah.com) – Tentara salibis Inggris kini tengah memainkan permainan mematikan untuk mengakhiri serangan penembak jitu Taliban di Helmand, wilayah yang paling berbahaya di Afghanistan.
Dua tentara tewas dan enam terluka selama empat bulan terakhir di basis militer di Qadrat, klaim Inggris. Masih menurut mereka seorang penembak jitu Taliban tewas namun yang lainnya luput dari upaya pembunuhan dan terus menembaki tentara Inggris.
Tetapi dalam manuver langka, tentara dari Batalion 3, Resimen Parasut, menawarkan diri sebagai target jebakan untuk menarik keluar tembakan sniper Taliban. Jamie MacDonald, komandan basis berusia 14 tahun sengaja berdiri di pos pemeriksaan kendaraan agar dijadikan target oleh penembak jitu Taliban.
“Itu sangat tidak nyaman mengetahui bahwa seseorang menargetkan Anda,” ujarnya. “Fakta bahwa dia sangat akurat merupakan psikologis sulit.”
MacDonald mengatakan ia tidak akan mengungkapkan dia tidak akan berdiam diri, dan akan terus bergerak.
“Kami akan mendapatkan dia,” ujar MacDonald. “Jika tidak hari ini, akan segera. Saat ini setiap patroli kami pergi ke utara untuk menjamin bahwa kami akan mendapatkan seorang penembak jitu itu,” lanjutnya.
Anggota Peleton Sniper kini telah dibuat untuk mengatasi penembak jitu tersebut. “Semua orang selalu membuat kesalan pada akhirnya,” ujar seorang kopral penembak jitu berusia 30 tahun. “Ini adalah permainan menunggu. Ini akan menjadi besar ketika kami mendapatkannya. Kami akan melihat siapa yang lebih sabar.”
Para prajurit menceritakan bagaimana penembak jitu beroperasi. Biasanya seorang remaja akan membawa senjatanya ke tempat persembunyian kemudian pemuda lainnya akan memberikan layar panduan, memberikan informasi mengenai pergerakan pasukan.
Setelah “pemberontak” mendapatkan target, ia akan menembak sekali atau dua kali, kemudian menurunkan senjata dan pergi. (haninmazaya/arrahmah.com)