WASHINGTON (Arrahmah.com) – Berdasarkan Departemen Urusan Veteran – badan militer Amerika Serikat (AS) yang bertanggungjawab atas pengumpulan informasi mengenai para veteran perang – bahwa hampir 1,3 juta veteran perang tidak memiliki jaminan kesehatan.
Penelitian yang digunakan oleh lembaga yang berbasis di Utah’s Urban Institute menggunakan data veteran antara usia 19 hingga 64 tahun, seperti dilansir Islam Times.
Sebelumnya diyakini bahwa para veteran perang AS – dibandingkan dengan warga biasa – lebih memiliki jaminan kesehatan yang memberikan rata-rata dari mereka tunjangan pensiunan. Namun, penelitian ini menemukan bahwa hanya 1 dari 10 veteran yang sebenarnya mendapatkan jaminan kesehatan, menimbulkan berbagai pertanyaan dari kemampuan dari institusi semacam itu.
“Mereka tidak menyeimbangkan yang lebih muda, dan mereka nampaknya telah mengabdi baru-baru ini,” kata Genevieve Kenney, seorang anggota senior dari Urban Istitute dan juga bagian penulis laporan ini.
Bertentangan dengan kepercayaan pada umumnya, ternyata para veteran perang tidak otomatis terdaftar dalam jaminan kesehatan – meskipun mereka menikmati tunjangan pensiunan tambahan.
Menurut Jacob Gladd, wakil direktur lembaga tersebut, bahwa hanya mereka yang mengalami luka pada saat menjalankan tugas, atau mereka yang telah mengabdi selama beberapa waktu tertentu.
“Kami khawatir tentang setengah lainnya, apakah mereka tahu adakah jaminan yang tersedia untuk mereka,” kata Gadd.
Pada tahun 2011 lalu, para veteran AS dari perang Irak menyatakan kekecewaan mereka terhadap pemerintah AS. Disebabkan setelah pulang dari medan perang mereka tidak memiliki jaminan kehidupan.
“Para veteran berada dalam krisis; meningkatnya tunawisma, pengangguran, (tidak ada) perawatan untuk cedera fisik dan luka mental,” kata Bryan Reinholdt, seorang anggota Iraq Veterans Against the War, pada saat diwawancarai presstv pada November tahun lalu.(siraaj/arrahmah.com)