XINJINAG (Arrahmah.com) – Peretas yang didukung Cina telah melacak keberadaan minoritas Uighur di negara tersebut sejak tahun 2013, ungkap perusahaan keamanan Lookout dalam penelitian terbarunya.
Tim Lookout Threat Intelligence menemukan empat malware pengintai Android yang digunakan Cina untuk melacak minorotas Uighur, yakni SilkBean, DoubleAgent, CarbonSteal dan GoldenEagle.
“Tujuan utama dari aplikasi surveillanceware ini adalah untuk mengumpulkan dan mengekstrak data pribadi pengguna Android ke server perintah dan kontrol,” ujar tim tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency pada Kamis (2/7/2020).
Bukti-bukti yang dikumpulkan oleh tim Lookout menunjukkan bahwa komunitas Uighur yang berada di 14 negara lain, termasuk Turki dan Kazakhstan juga mungkin mendapatkan pengaruh dari peretas ini.
Perusahaan Lookout percaya bahwa malware tersebut diunduh ke perangkat melalui email pishing dana toko aplikasi palsu.
Mereka telah menemukan bukti bahwa pengawasan itu sebagian besar ditargetkan kepada warga Uighur tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa warga Tibet dan komunitas Muslim lainnya juga menjadi target malware tersebut.
“Itu seperti menyaksikan pemangsa yang mengintai mangsanya di seluruh dunia,” ujar Apurva Kumar, seorang insinyur intelijen ancaman di Lookout, kepada New York Times.
“Ke mana pun Muslim Uighur pergi, sejauh apa pun mereka berusaha bersembunyi, entah itu di Turki, Indonesia, atau Suriah, malware tersebut akan tetap melacak mereka di sana,” imbuhnya.
Muslim Uighur yang berada di Xinjiang tela lama mengalami penganiayaan secara massal, pengawasan dan juga sterilisasi paksa yang dilakukan pemerintah selama bertahun-tahun, dan bahkan mereka juga dipaksa mendekam di kamp untuk mengikuti program “re-edukasi”.
Menurut data yang didapatkan PBB, lebih dari satu juta Muslim Uighur ditahan dan juga disiksa di kamp-kamp “re-edukasi”.
Sejak 2014 ribuan Muslim Uighur berusaha untuk mencari suaka di negara-negara lain termasuk Turki dan juga AS. (rafa/arrahmah.com)