KAIRO (Arrahmah.com) – Para pendukung presiden Mesir yang digulingkan, Muhammad Mursi telah berjanji akan mempertahankan aksi unjuk rasa mereka yang telah dilakukan selama beberapa minggu di Kairo timur, meskipun pembantaian ratusan rekan mereka oleh tentara junta pada Sabtu (28/7/2013).
Sedikitnya 200 pendukung Mursi ditembak mati selama serangan delapan jam oleh petugas polisi dan orang-orang bersenjata yang mengenakan pakaian sipil. Ribuan lainnya mengalami luka-luka.
“Tidak ada seorang pun yang pergi,” ujar Abdel Rahman Daour, salah seorang juru bicara aksi yang berkemah di luar Masjid Rabaa al-Adawiya.
“Kami memiliki kebebasan atau kami mati. Kami tidak akan hidup di negara tanpa kebebasan,” ujarnya seperti dilansir Guardian.
Puluhan ribu pendukung Mursi telah berkemah di luar Masjid sejak akhir Juni lalu ketika penggulingan Mursi terjadi. Menteri Dalam Negeri junta militer menjelaskan bahwa ia bermaksud untuk membersihkan Rabaa secepat mungkin dan pembantaian pada Sabtu lalu dianggap sebagai upaya untuk mengintimidasi para demonstran.
Gehad al-Haddad, juru bicara Ikhwanul Muslimin (IM) MEsir mengatakan : “Kami akan terus menantang.”
Khalil al-Anani, seorang ahli politik Islam mengatakan bahwa pembantaian Rabaa akan membuat pendukung Mursi semakin bertekad untuk tetap berada di jalan mereka.
Beberapa pejabat senior IM Mesir ditangkap menyusul penggulingan Mursi dan aset mereka dibekukan. Mursi sendiri sedang ditahan dan diselidiki dengan dalih dugaan berkolusi dengan kelompok Hamas Palestina selama revolusi 2011. (haninmazaya/arrahmah.com)