ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Ratusan pendukung partai oposisi Jamaat-E-Islami melakukan protes besar-besaran atas tindakan militer yang melakukan penyerangan terhadap mujahidin Taliban di Provinsi Batas Barat Laut (NWFP), Pakistan.
Demonstrasi massa yang berlangsung di Islamabad pada Minggu (24/5) dilakukan ketika tentara boneka pemerintah menyerang Mingora, kota utama Lembah Swat
Banyak demonstran membawa spanduk yang isinya menentang campur tangan Amerika Serikat di Pakistan. Karena hal inilah isu utama yang ingin disampaikan oleh para demonstran.
Juru bicara dalam aksi tersebut mengatakan bahwa pihaknya sudah kehilangan kepercayaan mereka terhadap apa yang sedang dilakukan pemerintah yang lebih merupakan upaya melayani kepentingan Amerika Serikat lewat agenda ‘perang melawan teror’.
Washington sudah mendaklarasikan dukungannya terhadap operasi militer di NWFP, setelah mengkritisi nota kesepakatan yang ditandatangani Islamabad dan kelompok pro mujahidin Taliban di wilayah tersebut pada Februari.
Qazi Hussein Ahmed, pemimpin Jamaat-E-Islami, mengatakan bahwa serangan militer tidak ditujukan kepada para mujahidin Taliban, namun pada warga Malakand yang tidak bersalah.
“Mereka sudah menargetkan penduduk lewat pemboman udara dan penggunaan artileri.. mereka menyerang penduduk, desa mereka, kota mereka dan ketakutan pun muncul di antara orang-orang,” katanya.
Ahmed mengatakan bahwa tindakan militer justru akan menyebabkan semakin bertambahnya kekuatan Taliban.
Protes lainnya juga dilaporkan berlangsung di Karachi, kota utama di provinsi Sindh.
Sejauh ini, operasi penyerangan militer pemerintah masih terus berlangsung di beberapa titik di Provinsi Batas Barat Laut (NWFP). Mereka mengklaim telah berhasil merebut basis para mujahidin dan menewaskan sekitar 1.100 mujahid selama operasi berlangsung.
Namun sayangnya pengumuman keberhasilan militer tersebut tidak ditunjang oleh bukti yang nyata. Selain karena selama operasi para pencari berita dilarang ikut serta, semakin hari perlawanan mujahidin pun semakin kuat. Hal ini bisa dilihat dari semakin ketar-ketirnya pemerintah berupaya untuk mengerahkan kekuatan militernya untuk melaksanakan operasi. (Althaf/arrahmah.com)